Model - Model Pembelajaran
75
MODEL – MODEL PEMBELAJRAN
1.
EXAMPLES NON EXAMPLES
CONTOH DAPAT DARI
KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD
1.
Guru mempersiapkan
gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.
Guru menempelkan
gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk
dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi
kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat
pada kertas
5.
Tiap kelompok diberi
kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari
komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang
ingin dicapai
7.
Kesimpulan
Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar
dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru
siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi,
presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, valuasi dan refleksi.
2.
PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai
2.
Menyajikan materi
sebagai pengantar
3.
Guru
menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru
menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis
5.
Guru menanyakan
alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan
gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai
7.
Kesimpulan/rangkuman
Sajian informasi
kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi,
siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi
urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar,
penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
3.
NUMBERED HEADS
TOGETHER (KEPALA BERNOMOR) (SPENCER KAGAN, 1992)
Langkah-langkah :
1.
Siswa dibagi dalam kelompok,
setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.
Guru memberikan tugas
dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah
satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5.
Tanggapan dari teman
yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6.
Kesimpulan
NHT adalah salah satu
tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok
heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi
bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai
dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama)
kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama
sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan
buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.
4.
COOPERATIVE SCRIPT (DANSEREAU
CS., 1985)
metode belajar dimana
siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,
bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1.
Guru membagi siswa
untuk berpasangan
2. Guru membagikan
wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa
menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar
4.
Pembicara membacakan
ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya.
Sementara pendengar :
o Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap
o Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
2.
Bertukar peran, semula
sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan
seperti diatas.
3.
Kesimpulan Siswa
bersama-sama dengan Guru
4.
Penutup
Buat kelompok
berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, siswa mempelajari
wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang
lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
5. KEPALA BERNOMOR
STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam
kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan
kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu
bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor
tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
1. Jika perlu, guru bisa
menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan
bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam
kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja sama mereka
2.
Laporkan hasil dan
tanggapan dari kelompok yang lain
3.
Kesimpulan
6.
STUDENT
TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TIM SISWA KELOMPOK
PRESTASI
(SLAVIN, 1995)
(SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1.
Membentuk kelompok
yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis
kelamin, suku, dll)
2.
Guru menyajikan
pelajaran
3.
Guru memberi tugas
kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang
sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
4.
Guru memberi
kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh
saling membantu
5.
Memberi evaluasi
6.
Kesimpulan
STAD adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan
sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan
belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga
terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa
atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
7.
JIGSAW (MODEL TIM
AHLI)
(ARONSON, BLANEY,
STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)
Langkah-langkah :
1.
Siswa dikelompokkan ke
dalam = 4 anggota tim
2.
Tiap orang dalam tim
diberi bagian materi yang berbeda
3.
Tiap orang dalam tim
diberi bagian materi yang ditugaskan
4.
Anggota dari tim yang
berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok
baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5.
Setelah selesai
diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian
mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.
Tiap tim ahli
mempresentasikan hasil diskusi
7.
Guru memberi evaluasi
8.
Penutup
Model pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan
sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok
heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai
dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa
bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai
bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke
kelompok aasal, pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok
ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
8.
PROBLEM BASED
INTRODUCTION (PBI)(PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH)
Langkah-langkah :
1.
Guru menjelaskan
kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilih.
2.
Guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3.
Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan
masalah.
4.
Guru membantu siswa
dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu
mereka berbagi tugas dengan temannya
5.
Guru membantu siswa
untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model
pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa,
untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus
dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana
nyaman dan menyenangkan agar siswa dap[at berpikir optimal. Indikator model
pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi,
induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis,
generalisasi, dan inkuiri
9.
ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai
2.
Guru menyajikan materi
sebagaimana biasa
3.
Untuk mengetahui daya
serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4.
Menugaskan salah satu
siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan
pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti
peran. Begitu juga kelompok lainnya
5.
Menugaskan siswa
secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman
pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6.
Guru
mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7.
Kesimpulan/penutup
Artikulasi adlah mode pembelajaran dengan sintaks: penyampaian
konpetensi, sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu
siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian
bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan.
10. MAKE – A MATCH(MENCARI PASANGAN)
Langkah-langkah :
Langkah-langkah :
1.
Guru menyiapkan
beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi
review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2.
Setiap siswa mendapat
satu buah kartu
3.
Tiap siswa memikirkan
jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4.
Setiap siswa mencari
pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5.
Setiap siswa yang
dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6.
Setelah satu babak
kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7.
Demikian seterusnya
8.
Kesimpulan/penutup
Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan
kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu
soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok
dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi
dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
11. DEBATE
Langkah-langkah :
1.
Guru membagi 2
kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
2.
Guru memberikan tugas
untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3.
Setelah selesai
membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara
saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.
Sementara siswa
menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan
sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
5.
Guru menambahkan
konsep/ide yang belum terungkap
6.
Dari data-data yang
diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang
mengacu pada topik yang ingin dicapai.
Debat adalah model pembalajaranb dengan sisntaks: siswa menjadi
2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk
dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh
perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu
setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan
menambahkannya biola perlu.
12. ROLE PLAYING
Langkah-langkah :
1.
Guru menyusun/menyiapkan
skenario yang akan ditampilkan
2.
Menunjuk beberapa
siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM
3.
Guru membentuk
kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4.
Memberikan penjelasan
tentang kompetensi yang ingin dicapai
5.
Memanggil para siswa
yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6.
Masing-masing siswa
berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
7.
Setelah selesai
ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas
penampilan masing-masing kelompok.
8.
Masing-masing kelompok
menyampaikan hasil kesimpulannya
9.
Guru memberikan
kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup
Sintak dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan
scenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario
tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa
untuk melakonkan scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas
peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan
penimpoulan dan refleksi.
13. GROUP INVESTIGATION (SHARAN,
1992)
Langkah-langkah :
1.
Guru membagi kelas
dalam beberapa kelompok heterogen
2.
Guru menjelaskan
maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3.
Guru memanggil ketua
kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari
kelompok lain
4.
Masing-masing kelompok
membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan
5.
Setelah selesai
diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6.
Guru memberikan
penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7.
Evaluasi
8.
Penutup
Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat
kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi,
tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal
mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah,
jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah),
pengoalahn data penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual,
buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
14. TALKING STICK
Langkah-langkah :
1.
Guru menyiapkan sebuah tongkat
2.
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3.
Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa
menutup bukunya.
4.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5.
Guru memberikan kesimpulan
6.
Evaluasi
7.
Penutup
Suintak p[embelajana ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian
materi pokok, siswa mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat
dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab
pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad siswa lain dan guru memberikan
petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
15. BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
1.
Setiap siswa mendapat
satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri
pasangannya).
2.
Guru memberikan tugas
dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3.
Setelah selesai setiap
pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4.
Kedua pasangan
tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan
dan mencari kepastian jawaban mereka.
5.
Temuan baru yang
didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
16. SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan
materi yang akan disajikan
2.
Guru membentuk
kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan
penjelasan tentang materi
3.
Masing-masing ketua
kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada temannya
4.
Kemudian masing-masing
siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa
saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5.
Kemudian kertas yang
berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke
siswa yang lain selama ± 15 menit
6.
Setelah siswa dapat
satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7.
Evaluasi
8.
Penutup
Sintaknya adalah:
Informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi
tugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok
menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain
menjawab secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan evaluasi
17. STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
Siswa/peserta
mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai
2.
Guru
mendemonstrasikan/menyajikan materi
3.
Memberikan kesempatan
siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta
konsep.
4.
Guru menyimpulkan
ide/pendapat dari siswa.
5.
Guru menerangkan semua
materi yang disajikan saat itu.
6.
Penutup
Langkah-langkahnya
adalah: informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan
menjelaskan lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
18. DEMONSTRATION
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai
2.
Guru menyajikan
gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
3.
Menyiapkan bahan atau
alat yang diperlukan
4.
Menunjuk salah seorang
siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
5.
Seluruh siswa
memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
6.
Tiap siswa
mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.
7.
Guru membuat
kesimpulan.
Pembelajaran ini
khusu untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Langkahnya
adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi
tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk
mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi
19. EXPLICIT INTRUCTION (PENGAJARAN
LANGSUNG)
(ROSENSHINA &
STEVENS, 1986)
Pembelajaran langsung
khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola
selangkah demi selangkah
Langkah-langkah :
1.
Menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan siswa
2.
Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
3.
Membimbing pelatihan
4.
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
5.
Memberikan kesempatan
untuk latihan lanjutan
Pengetahuan yang
bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan
lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya
adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing,
refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode
ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
20. INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE (LINGKARAN
KECIL-LINGKARAN BESAR)
“Siswa saling membagi informasi pada saat yang
bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
1.
Separuh kelas berdiri
membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2.
Separuh kelas lainnya
membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
3.
Dua siswa yang
berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran
informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4.
Kemudian siswa berada
di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran
besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
5.
Sekarang giliran siswa
berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya
IOC adalah mode
pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan,
1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan
pasangan yang berbeda dengan ssingkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separu
dari sjumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi
membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi
informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar keudian
berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya
21. TEBAK KATA
MEDIA :
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.
Langkah-langkah :
1.
Guru menjelaskan
kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
2.
Guru menyuruh siswa
berdiri berpasangan di depan kelas
1.
Seorang siswa diberi
kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang
siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh
dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
2.
Sementara siswa
membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara
pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila
sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
3.
Apabila jawabannya
tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum
tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain
asal jangan langsung memberi jawabannya.
4.
Dan seterusnya
CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya
tidak terbatas Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya
tidak resmi.Bila untung dimiliki,diambil sendiri
NAH … SIAPA …
AKU ?
JAWABNYA :
PERUSAHAAN PERSEORANGAN
22. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION
(CIRC) KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS
Langkah-langkah :
1.
Membentuk kelompok
yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2.
Guru memberikan
wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3.
Siswa bekerja sama
saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap
wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4.
Mempresentasikan/membacakan
hasil kelompok
5.
Guru membuat
kesimpulan bersama
6.
Penutup
23. KOPERATIF (CL, COOPERATIVE LEARNING).
Pembelajaran koperatif
sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan
dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian
tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok
secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model
pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok
untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan
persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif
(kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa
heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan
meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran
koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen,
kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
24. KONTEKSTUAL (CTL, CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
Pembelajaran
kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab
lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan
siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan
disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan
suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya
menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indokator
pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu
modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan,
pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing,
menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi),
learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau
individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi,
investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism
(membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis),
reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian
selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap
aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya
darei berbagai aspek dengan berbagai cara).
25. REALISTIK (RME, REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION)
Realistic Mathematics
Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided
reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of
mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip,
algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia
empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia
rasio, pengemabngan mateastika).
Prinsip RME adalah
aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi),
pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke
formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi
(pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru
dalam penemuan).
26. PROBLEM SOLVING
Dalam hal ini masalah
didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara
penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara
penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah:
sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau
individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa
mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya
menemukan solusi.
27. PROBLEM POSING
Bentuk lain dari
problem posing adaslah problem posing, yaitu pemecahan masalah dngan melalui
elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih
simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar,
identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative,
menyusun soal-pertanyaan.
28. PROBLEM TERBUKA (OE, OPEN ENDED)
Pembelajaran dengan
problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan
dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam
(multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas
ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing,
keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi
mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh
jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjtynya siswa juda diinta untuk menjelaskan
proses mencapai jawaban tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih
mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola piker,
keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian masalah
haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram,
table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa,
kaitakkan dengan materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi
sedikit dilepas mandiri).
Sintaknya adalah
menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat reson siswa,
bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
29. PROBING-PROMPTING
Teknik
probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian
petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir
yang mengaitkan engetahuan sisap siswa dan engalamannya dengan pengetahuan baru
yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa memngkonstruksiu
konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan
baru tidak diberitahukan.
Dengan model
pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak
sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak
bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam
proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian
bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian
pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada
canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan
ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah
adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi
30. PEMBELAJARAN BERSIKLUS (CYCLE LEARNING)
Ramsey (1993)
mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi
(deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi
(aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti
menghenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan
konsep dalam konteks yang berbeda.
31. RECIPROCAL LEARNING
Weinstein & Meyer
(1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal,
yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri.
Sedangkan Resnik (1999) mwengemukan bhawa belajar efektif dengan cara membaca
bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis.
Untuk mewujudkan
belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal,
yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul,
membaca-merangkum.
32. SAVI
Pembelajaran SAVI
adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua
alat indar yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari:
Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar
dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah
dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,
mengemukakan penndepat, dan mennaggapi; Visualization yang bermakna belajar
haruslah menggunakan indra mata melallui mengamati, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media dan alat peraga; dan
Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan
berpikir (minds-on) nbelajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih
menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan,
mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
33. TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)
Penerapan model ini
dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bis
aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk
kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak
serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan
menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru
bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah
selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya
memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak
mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai
berikut:
a. Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi
pokok materi dan \mekanisme kegiatan
b. Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk
tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa
dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati
oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada
meja tertentu adalah hasil kesewpakatan kelompok.
c. Selanjutnya adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa
mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya
untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih
dari satu soal dan hasilnya diperik\sa dan dinilai, sehingga diperoleh skor
turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap
meja tunamen sesua dengan skor yang dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar)
superior, very good, good, medium.
Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen
ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen
sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen
yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan
gelar yang sama.
e. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan
skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual
34. VAK (VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC)
Model pebelajaran ini
menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal
tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah
dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya
dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.
35. AIR (AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION)
Model pembelajaran ini
mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan
yang bermakna pendalama, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih
melalui pemberian tugas atau quis.
36. TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALY)
Terjemahan bebas dari
istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karateristirk
bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab vbelajar adalah pada siswa. Oleh karena itu
siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola
komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.
Sintaksi BidaK menurut
Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar
berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai
anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi
sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes
formatif.
37. TPS (THINK PAIRS SHARE)
Model pembelajaran ini
tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal,
berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara
berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis
individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan
reward
38. MEA (Means-Ends Analysis)
Model pembelajaran ini
adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks:
sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic,
elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan,
susun sub-sub masalah sehingga terjadli koneksivitas, pilih strategi solusi
39. CPS (CREATIVE PROBLEM SOLVING)
Ini juga merupakan
variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik
dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Sintaksnya adalah: mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar
melalui tanya jawab lisan, identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah
pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi
dan diskusi.
40. TTW (THINK TALK WRITE)
Pembelajaran ini
dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan
alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi,
diskusi, dan kemudian buat laopran hasil presentasi. Sinatknya adalah:
informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.
41. TS-TS (TWO STAY – TWO STRAY)
Pembelajaran model ini
adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok
lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan
dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok
lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, laporan
kelompok.
42. CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLETING, EXTENDING)
Sintaknya adalah (C)
koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahami
materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan,
memperluas, menggunakan, dan menemukan.
43. SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)
Pembelajaran ini
adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu
dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat,
dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata
kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang
bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya,
Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (cartat-bahas bersama), dan
Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh
44. SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW)
SQ4R adalah
pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas
memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang
relevan.
45. MID (MEANINGFUL INSTRUCTIONNAL DESIGN)
Model ini adalah
pembnelajaran yang mengutyamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan
cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis.
Sintaknya adalah (1) lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan
fasilitasi pengalaan belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep
46. KUASAI
Pembelajaran akan
efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses,
Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan
(mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata
kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Introspeksi melalui
refleksi diri tentang gaya belajar.
47. CRI (CERTAINLY OF RESPONSE INDEX)
CRI digunakan untuk
mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan siswa
tentang kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan
yang telah dimilikinya. Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric
dengan penskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk
not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn 5 untuk certain.
48. DLPS (DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING)
DPLS adalah variasi
dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal
(penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk
pertanyaan mengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara
menghilangkan gap uyang menyebabkan munculnya masalah tersebut.
Sintaknya adalah:
identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis
kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah
penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah awal,
mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,
mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama,
menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.
49. DMR (DISKURSUS MULTY REPRECENTACY)
DMR adalah
pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan
berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Sintaksnya
adalah: persiapan, pendahuluan, pengemabangan, penerapan, dan penutup.
50. EXPLICIT INSTRUCTION
Pembelajaran ini cocok
untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi
langkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompetensi,
mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural, membimbing
pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi,
refleksi.
51. SCRAMBLE
Sintaknya adalah:
buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak
nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu
jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban
yang cocok.
52. PAIR CHECKS
Siswa berkelompok
berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya
mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi.
53. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan
untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai
2.
Guru mengemukakan
konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan
yang mempunyai alternatif jawaban
3.
Membentuk kelompok
yang anggotanya 2-3 orang
4.
Tiap kelompok
menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5.
Tiap kelompok (atau
diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan
dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6.
Dari data-data di
papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai
konsep yang disediakan guru
Pembelajaran ini
sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi
kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan
membuat berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa
membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.
54. COOPERATIVE SCRIPT
Buat kelompok
berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, siswa mempelajari
wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang
lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
55. LAPS-HEURISTIK
Heuristik adalah
rangkaian pertanyaan yang bertisfat tuntunan dalam rangaka solusi masalah. LAPS
( Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah
alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya
mengerjakannya. Sintaks: pemahaman masalah, rencana, solusi, dan pengecekan.
56. IMPROVE
Improve singkatan dari
Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and
reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya
adalah sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep, siswa latian dan bertanya,
balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.
57. GENERATIF
Basi gneratif adalah
konstruksivisme dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan ide-konsep awal,
tantangan dan restruturisasi sajiankonsep, aplikasi, ranguman, evaluasi, dan
refleksi
58. CIRCUIT LEARNING
Pembelajaran ini
adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola
bertambah dan mengulang. Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif
dan focus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta
konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleks
59. SUPERITEM
Pembelajaran ini
dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari
simpel ke kompleks, berupa opemecahan masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan
konsep konkret dan gunakan analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan
sal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi
informasi, integrasi, dan hipotesis.
60. HIBRID
Model hibrid adalah
gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsi
konsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori,
koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop menggunakan
computer-internet.
61. TREFFINGER
Pembelajaran kreatif
dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urun
ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir
kreatif dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui
pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.
62. KUMON
Pembelajaran dengan
mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana
nyaman-menyenangkan. Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa
selesai tugas langsung diperiksa-dinilai, jika keliru langsung dikembalikan
untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru membimbing.
63. QUANTUM
Memandang pelaksanaan
pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan
suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling
menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai
tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi quantum
adalah tumbuhkan minat dengan AMBak, alami-dengan dunia realitas siswa,
namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi-komunikasi,
ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan reward dengan
senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.
Rumus quantum fisika
asdalah E = mc2, dengan E = energi yang diartikan sukses, m = massa
yaitu potensi diri (akal-rasa-fisik-religi), c = communication, optimalkan
komunikasi + dengan aktivitas optimal.
64. THINK PAIR AND SHARE (FRANK LYMAN,
1985)
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2.
Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan
guru
3.
Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4.
Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya
5.
Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
6.
Guru memberi kesimpulan
7.
Penutup
65. COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai
2.
Guru
mendemonstrasikan/menyajikan materi
3.
Memberikan kesempatan
siswa tanya jawab
4.
Untuk menguji
pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap
kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
5.
Guru membaca soal
secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan
guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan
diisi tanda silang (x)
6.
Siswa yang sudah
mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay
… atau yel-yel lainnya
7.
Nilai siswa dihitung
dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8.
Penutup
Langkah-langkahnya:
informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau
kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru
membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan
nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor
dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
66. WORD SQUARE
MEDIA :
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai TPK
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai TPK
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
2.
Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3.
Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
4.
Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
67. SCRAMBLE
MEDIA :
1.
Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
2.
Buat jawaban yang diacak hurufnya
Langkah-langkah :
1.
Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
2.
Membagikan lembar kerja sesuai contoh
68. TAKE AND GIVE
MEDIA :
1.
Kartu ukuran ± 10×15 cm sejumlah peserta tiap kartu berisi sub materi
(yang berbeda dengan kartu yang lainnya, materi sesuai dengan TPK
2.
Kartu contoh sejumlah siswa
Langkah-langkah :
1.
Siapkan kelas sebagaimana mestinya
2.
Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
3.
Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi masing-masing satu
kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
4.
Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling
menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh.
5.
Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima
materi masing-masing (take and give).
6.
Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan berikan siswa pertanyaan yang tak
sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
7.
Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
8.
Kesimpulan
Model pembelajaran
menerima dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi
nama siswa – bahan belajar – dan nama yang diberi, informasikan kompetensi,
sajian materi, pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari
teman dan saling informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada
siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain
secara bergantian, evaluasi dan refleksi
69. CONSEPT SENTENCE
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
2.
Guru
menyajikan materi secukupnya.
3.
Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
4.
Guru Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan
5.
Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal
4 kata kunci setiap kalimat.
6.
Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu
oleh Guru.
7.
Kesimpulan.
Prosedurnya adalah
penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru
menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tia kelompok membeuat kalimat
berdasarkankata kunci, presentasi
70. COMPLETTE SENTENCE
Media : Siapkan
blangko isian berupa paragraph yang kalimatnya belum lengkap
Langkah-langkah :
1.
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.
Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku
atau modul dengan waktu secukupnya
3.
Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
4.
Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum
lengkap (lihat contoh).
5.
Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang
tersedia.
6.
Siswa berdiskusi secara berkelompok
7.
Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta
membaca sampai mengerti atau hapal
8.
Kesimpulan
Pembelajaran dengan
model melengkapi kalimat adalah dengan sintakas: sisapkan blanko isian berupa
aparagraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan
membaca wacana, guru membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraph yang
kaliatnya belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi, presentasi.
71. TIME TOKEN
Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial,
untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali
Langkah-langkah :
1.
Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
2.
Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa
diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
3.
Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap
bebicara satu kupon.
4.
Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang
kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
5.
Dan seterusnya
Model ini digunakan
(Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa
tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah
kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan
pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan
pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.
72. PAIR CHEKS
SPENCER KAGEN 1993
APA YANG DILAKUKAN?
·
BEKERJA BERPASANGAN
Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa. Setiap
pasangan mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih
·
PELATIH MENGECEK
Apabila patner benar pelatih memberi kupon
·
BERTUKAR PERAN
Seluruh patner bertukar peran dan mengurangi langkah 1 – 3
·
PASANGAN MENGECEK
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban
·
PENEGASAN GURU
Guru
mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep
73. KELILING KELOMPOK
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk
memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota
lainnya
Caranya………….?
1.
Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan
pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
2.
Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3.
Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran
jarum jam atau dari kiri ke kanan
74. TARI BAMBU
Agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan
pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur strategi ini cocok
untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar
siswa
Caranya?
1.
Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar
. Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain
adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan
memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
2.
Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
3.
Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
4.
Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran
pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan
cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi.
Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan
Model pembelajaran ini
memberuikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang
bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk
bahan ajar yang memerlukan pertukartan pengalaman dan pengetahuan antar siswa.
Sintaksnya adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depoan kelas atau di sela
bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa
opertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalkaman dan pengetahuan, siswa yang
berdiri di ujung salah satui jajaran pindah ke ujunug lainnya pada jajarannya,
dan kembali berbagai informasi.
75. DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY)
MEMBERI KESEMPATAN
KEPADA KELOMPOK UNTUK MEMBAGIKAN HASIL DAN INFORMASI DENGAN KELOMPOK LAINNYA.
Caranya :
Caranya :
1.
Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang
2.
Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok
yang lain
3.
Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan
informasi ke tamu mereka
4.
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan
temuan mereka dari kelompok lain
5.
Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
Komentar
Posting Komentar