Pengertian Biaya & Penggolongan Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur
Pengertian Biaya & Penggolongan Biaya Dalam Perusahaan
Manufaktur
1. PENGERTIAN
BIAYA
Menurut beberapa ahli, biaya
dapat diartikan sebagai berikut :
a) Menurut
Mulyadi (2005:8) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang di ukur dalam
uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
tersebut.
b) Menurut
Mursyidi (2008:14) biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas
atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat
ini maupun pada saat yang akan datang.
c) Menurut
Armanto Witjaksono (2006:6) biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya sebagai satuan
moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat dimasa kini
atau masa yang akan datang.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya berupa barang dan jasa yang diukur
dalam satuan uang dengan tujuan untuk memperoleh suatu manfaat yaitu peningkatan
laba di masa mendatang.
2. PENGERTIAN
BIAYA STANDAR
Menurut beberapa ahli, biaya
standar dapat diartikan sebagai berikut:
a) Armanto
Witjaksono (2006:115) berpedapat bahwa biaya standar adalah patok duga
(benchmark) yang secara efektif dan efisien ditetapkan dimuka untuk biaya-biaya
yang seharusnya dikonsumsi oleh suatu produk.
b) Menurut
Mulyadi (2005:387) biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan
produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.
c) Menurut
Mursyidi (2008:249) biaya standar adalah biaya standar merupakan biaya yang
ditentukan di muka untuk suatu produk yang bersifat homogin dan relatif stabil.
d) Menurut
Bustami dan Nurlela (2009:271) biaya standar adalah biaya yang seharusnya
dicapai dan dapat diterima, dengan kinerja yang kurang memadai.
e) Berdasarkan
definisi-definisi diatas pengertian biaya standar dapat disimpulkan bahwa biaya
standar merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membuat satu unit atau sejumlah
unit produk pada periode dan kondisi tertentu yang telah ditentukan dimuka.
3. PENGGOLONGAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Ada 4 macam dasar pengolongan biaya, yaitu
penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan,
penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai,
penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan, dan
penggolongan biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya.
A. Penggolongan biaya
berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan
Penggolongan
biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan disebut juga
Penggolongan Dasar. Macamnya adalah:
a) Biaya Produksi yaitu biaya yang terjadi dalam
hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk
dijual. Biaya ini dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu Biaya Bahan Baku, Biaya
Tenaga Kerja, Biaya Overhead Pabrik.
b) Biaya Pemasaran yaitu biaya-biaya yang terjadi dalam
hubungannya dengan usaha memperoleh pesanan dan memenuhi pesanan. Contohnya
Biaya Promosi, gaji karyawan bagian penjualan, komisi penjualan, dsb.
c) Biaya Administrasi dan Umum yaitu biaya-biaya yang
terjadi dalam hubungannya dengan pengaturan, pengawasan, dan tata usaha
organisasi perusahaan yang bersangkutan. Contohnya gaji direksi, gaji pegawai
bagian administrasi kantor, biaya perlengkapan kantor, dsb.
B. Penggolongan biaya
berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai
Berdasarkan hubungannya
dengan sesuatu yang dibiayai, biaya digolongkan menjadi biaya langsung dan
biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena ada
sesuatu yang dibiayai, misalnya biaya tenaga kerja untuk pembuatan produk. Biaya
tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak bergantung pada ada tidaknya
sesuatu yang dibiayai, misalnya biaya penyusutan mesin pabrik, biaya tersebut
akan tetap ada walaupun tidak ada proses pembuatan produk.
Dalam hubungannya
dengan produk sebagai suatu yang dibiayai, biaya produksi dikelompokkan menjadi
dua yaitu Biaya Produksi Langsung dan Biaya Produksi Tidak Langsung.
Biaya Produksi Langsung
adalah biaya produksi yang dapat secara langsung diperhitungkan sebagai harga
pokok produk, dengan kata lain dapat langsung dibebankan kepada produk. Jadi
biaya produksi langsung dapat dengan mudah ditelusuri melekatnya pada produk.
Biaya produksi langsung terdiri atas :
1) Biaya Bahan Langsung yaitu semua bahan yang membentuk
suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk. Biaya ini melekat langsung
pada harga pokok produk. Contoh dari biaya bahan langsung adalah papan kayu
yang dipakai untuk membuat kursi, tanah liat untuk pembuatan genting, dll.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung yaitu upah karyawan yang
secara fisik berhubungan langsung dengan pembuatan produk. Biaya ini juga dapat
langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produk. Contohnya adalah upah
tukang dalam pembuatan meja, upah tukang jahit pada perusahaan garmen, dll.
Biaya Produksi Tidak Langsung atau Biaya Overhead
Pabrik (BOP) adalah biaya-biaya yang diperlukan dalam pembuatan produk selain
biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk BOP antara
lain :
1) Bahan penolong, yaitu bahan-bahan yang diperlukan
dalam pembuatan produk yang penggunaannya relative kecil atau terlalu sulit
untuk diperlakukan sebagai bahan langsung. Contoh perekat dan tinta koreksi
pada perusahaan percetakan.
2) Tenaga kerja tidak langsung, yaitu gaji dan upah
tenaga kerja yang secara fisik tidak langsung berhubungan dengan pembuatan
produk. Misalnya gaji pengawas bagian produksi, gaji manager produksi, gaji
panjaga pabrik, dll.
3) Biaya produksi tidak langsung lainnya misalnya biaya
perlengkapan pabrik, biaya penerangan pabrik, biaya penyusutan mesin dan gedung
pabrik, dll.
Note:
Biaya Bahan
Langsung+Biaya Tenaga Kerja Langsung= Biaya Primer (Prime Cost)
Biaya Tenaga Kerja
Langsung+Biaya Overhead Pabrik= Biaya Konversi (Conversion Cost)
C. Penggolongan biaya
berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan
Berdasarkan hubungannya
dengan perubahan volume kgiatan, biaya digolongkan menjadi 3 golongan :
1) Biaya Tetap/Konstan yaitu biaya yang sampai tingkat
kegiatan tertentu jumlahnya tetap, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan. Misalnya biaya penyusutan aktiva tetap, pajak bumi dan bangunan,
biaya sewa dan asuransi, dll.
2) Biaya Variabel yaitu biaya yang jumlahnya berubah
sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan. Misalnya biaya bahan
langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan bakar, dll.
3) Biaya semi variabel yaitu biaya-biaya yang mempunyai
unsur-unsur tetap dan variabel, maka biaya ini sering disebut Biaya Campuran
(Mixed Cost). Misalnya biaya pengawasan, biaya pemeriksaan, jasa bagian
kalkulasi, biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin, dll.
D. Penggolongan biaya
berdasarkan jangka waktu manfaatnya
Untuk kepentingan
perhitungan laba rugi dan penentuan harga pokok produk secara teliti, biaya
digolongkan berdasarkan hubungannya dengan periode pembebanannnya.
Penggolongannya ialah :
1) Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), adalah
pangeluaran yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu periode akuntansi.
Pengeluaran modal pada saat terjadinya dicatat sebagai aktiva dan dibebankan
kepada periode-periode akuntansi selama usia manfaatnya dengan cara
mengalokasikan sebagian dari harga perolehannya. Contoh: pembelian gedung,
tanah, peralatan, dll.
2) Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) adalah
pengeluaran yang manfaatnya hanya dinikmati dalam peripde akuntansi saat
terjadinya pengeluaran. Pengeluaran pendapatan pada periode terjadinya
merupakan beban yang dipertemukan dengan penghasil an yang diperoleh pada
periode yang bersangkutan. Contoh : pembayaran gaji administrasi kantor, gaji
akuntan, rekening listrik dan telepon, komisi penjualan, dll.
Untuk menentukan apakah
suatu pengeluaran diperlakukan sebagai pengeluaran modal atau sebagai
pengeluaran pendapatan, bias dengan memperhatikan masa manfaatnya. Selain itu
dapat juga memperhatikan besarnya nilai pengeluaran yang bersangkutan.
Misalnya, pengeluaran untuk pembelian peralatan kecil seperti obeng yang dapat
digunakan dalam masa yang lebih dari satu periode akuntansi, tetapi karena
nilainya relative kecil maka pengeluaran tersebut dapat saja diperlakukan
sebagai pengeluaran pendapatan.
makasih blog ini membantu tugas saya banget
BalasHapusBang rujukan daftar pustakanya apa, saya mau kutip buat bahan skripsi..thx
BalasHapusDaftar pustaka AKUNTANSI BIAYA by MULYADI edisi 5
Hapus