Makalah Belajar & Pembelajaran " CBSA "
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Jika
kita tinjau perkembangan dan pertumbuhan seseorang, maka makin jelaslah bahwa
hidup seseorang didalam lingkungan yang berbudaya itu merupakan suatu
perjuangan dari seseorang untuk hidup dengan hak azasi manusiawi dalam
menyatakan dirinya, mahkluk yang berkehendak berdiri sendiri .makin aktif ia
berikan konstribusi dalam lingkungan sosialnya, makin ia menjalin ikatan dan
menerima norma dari lingkungan, makin meningkatatkan aspirasi-aspirasi dalam
mempersoalkan kepentingan untuk mencapai cita-citanya dalam mewujudkan dirinya
(self actualozation), mengacu kepada kemandirian.
Manusia
hidup antara dua kutub existensi, sosial (lingkungan) dan kutub existensi
individu, yang satu dengan yang lain saling terjalin dalam dirinya
(idividualisasi dan sosialisasi). Pada satu pihak ia berhak mengemukakan
dirinya atau kutub existensi individual ingin dihargai dan diakui, tetapi pada
pihak lain ia harus menyesuaikan diri pada ketentuan-ketentuan yang berlaku
didalam masyarakat, didalam lingkungan sosialnya (kutub existensi sosial). Bila
antar kedua kutub ini ada keseimbangan, maka ia akan mencapai suatu kondisi
mental sehat, tetapi bukan semata-mata keseimbangan inilah yang merupakan makna
hidup.
umumnya
manusia beraspirasi dan dalam mewujudkan aspirasi itu ada suatu jarak yang
ditempuh oleh setiap orang, yaitu jarak potensi yang dimiliki dan apa yang
ingin dicapainya, jarak antara mengenal diri sebagai mana ia adanya
,prestasinya (konsep diri) dan sebagaimana ia ingin menjadi.
Mendidik
pada hakikanya merupakan bantuan untuk mencapai perkembangan dalam mewujudkan
dirinya, tanpa mengabaikan kepentingan lingkunganya dalam perkembangan tersebut
seperti tercentus di dalam perumusan GBHN yang bertolak dari UUD 45 dalam
kehidupan pancasila maka manusia Indonesia seutuhnya mencakup kemandirian dan
kemampuan untuk ikut bertanggungjawab terhadap pembangunan bangsanya. Ini
berati bahwa cara-cara pemberian informasi itu dan suasana interaksi itu
berlangsung lebih penting daripada informasi itu sendiri.disinilah proses
menjadi sarana tidak saja meningkatakan cara belajar siswa aktif.
Akhir
kata, semoga makalah yang sederhana dan begitu singkat ini memberi penjelasan
yang mudah dicerna bagi pembaca maupun untuk penulis sendiri.
B.
RUMUSAN PERMASALAHAN
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan di makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. (Cara
Belajar Siswa Aktif) CBSA
a.
Pengertian Pendekatan CBSA
b.
Dasar-Dasar Pemikiran Pendekatan
CBSA
c.
Hakikat Pendekatan CBSA
d.
Prinsip-Prinsip Pendekatan CBSA
2. Contoh
Pendekatan Konsep Dalam Pembelajaran Bahasa
3. Pendekatan
CBSA Dalam Pembelajaran
4. Beberapa
Pengertian Kurikulum
5. Antara
Kurikulum, Pengajaran dan Buku Teks
6. Menjadikan
Siswa Aktif Dengan Metode KBM Yang Menarik
C.
TUJUAN PERMASALAHAN
Setelah
mengetahui latar belakang dan Rumusan permasalahan di atas maka yang menjadi
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar
peserta didik dapat memahami (Cara Belajar Siswa Aktif) CBSA
a.
Agar Mengetahui Pengertian
Pendekatan CBSA
b.
Agar Mengetahui Dasar-Dasar
Pemikiran Pendekatan CBSA
c.
Agar Mengetahui Hakikat Pendekatan
CBSA
d.
Agar Dapat Memahami Prinsip-Prinsip
Pendekatan CBSA
2. Agar
Dapat Mengetahui Contoh Pendekatan Konsep Dalam Pembelajaran Bahasa
3. Agar
Mengetahui Pendekatan CBSA Dalam Pembelajaran
4. Agar
Mengetahui Pengertian Kurikulum
5. Dapat
Memahami Antara Kurikulum, Pengajaran dan Buku Teks
6. Dapat
Menjadikan Siswa Aktif Dengan Metode KBM Yang Menarik
Tujuan lain
sebagai berikut : Dengan belajar kita dapat meraih prestasi lebih baik, Belajar
dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan menciptakan kreativitas, Mencoba untuk
hidup mandiri dengan tidak tergantung pada orang lain, Belajar dapat membuka
masa depan yag lebih baik, Dapat menyadarkan kita akan pentingnya belajar untuk
diri kita sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
CBSA (CARA BELAJAR SISWA AKTIF)
1. Pengertian
Pendekatan CBSA
Pada
umumnya metode lebih cenderung disebut sebuah pendekatan. Dalam bahasa Inggris
dikenal dengan kata “approach” yang dimaksudnya juga “pendekatan”. Di dalam
kata pendekatan ada unsur psikhis seperti halnya yang ada pada proses belajar
mengajar. Semua guru profesional dituntut terampil mengajar tidak semata-mata
hanya menyajikan materi ajar. Guru dituntut memiliki pendekatan mengajar sesuai
dengan tujuan instruksional. Menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan
agar dengan cara demikian pembelajar akan benar-benar memahami apa yang akan
diajarkan.
Piaget
dan Chomsky berbeda pendapat dalam hal hakikat manusia. Piaget memandang
anak-akalnya-sebagai agen yang aktif dan konstruktif yang secara perlahan-lahan
maju dalam kegiatan usaha sendiri yang terus-menerus. Pendekatan CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif) menuntut keterlibatan mental siswa terhadap bahan yang
dipelajari.
CBSA
adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan
siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif,
afektif, maupun psikomotor. Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang
tinggi sehingga terjadi proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek
kognitif, afektif dan psikomolorik.
Melalui
proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip. Konsep
CBSA yang dalam bahasa Inggris disebut Student Active Learning (SAL) dapat
membantu pengajar meningkatkan daya kognitif pembelajar. Kadar aktivitas
pembelajar masih rendah dan belum terpogram. Akan tetapi dengan CBSA para
pembelajar dapat melatih diri menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada
mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara
bersama-sama.
2. Dasar-Dasar
Pemikiran Pendekatan CBSA
Usaha
penerapan dan peningkatan CBSA dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan
usaha “proses pembangkitan kembali” atau proses pemantapan konsep CBSA yang
telah ada. Untuk itu perlu dikaji alasan-alasan kebangkitan kembali dan usaha
peningkatan CBSA dasar dan alasan usaha peningkatan CBSA secara rasional adalah
sebagai berikut:
a. Rasional
atau dasar pemikiran dan alasan usaha peningkatan CBSA dapat ditinjau kembali
pada hakikat CBSA dan tujuan pendekatan itu sendiri. Dengan cara demikian
pembelajar dapat diketahui potensi, tendensi dan terbentuknya pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dimilikinya.
b. Implikasi
mental-intelektual-emosional yang semaksimal mungkin dalam kegiatan belajar
mengajar akan mampu menimbulkan nilai yang berharga dan gairah belajar menjadi
makin meningkat. Komunikasi dua arah (seperti halnya pada teori pusaran atau
kumparan elektronik) menantang pembelajar berkomunikasi searah yang kurang bisa
membantu meningkatkan konsentrasi.
c. Upaya
memperbanyak arah komunikasi dan menerapkan banyak metode, media secara bervariasi
dapat berdampak positif.
d. Dilihat
dari segi pemenuhan meningkatkan mutu pendidikan di LP’TK (Lembaga Pendidikan
Tenaga Pendidik) maka strategi dengan pendekatan CBSA layak mendapat prioritas
utama.
3. Hakikat
Pendekatan CBSA
Siswa
pada hakekatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum terbentuk secara
jelas, maka kewajiban gurulah untuk merangsang agar mereka mampu menampilkan
potensi itu. Para guru dapat menumbuhkan keterampilan-keterampilan pada siswa
sesuai dengan taraf perkembangannya, sehingga mereka memperoleh konsep. Dengan
mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses perolehan, siswa akan mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta mengembangkan sikap
dan nilai yang dituntut. Proses belajar-mengajar seperti inilah yang dapat
menciptakan siswa belajar aktif.
Hakekat
dari CBSA adalah proses keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan
belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya:
a.
Proses asimilasi/pengalaman
kognitif, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan
b.
Proses perbuatan/pengalaman
langsung, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya keterampilan.
c.
Proses penghayatan dan internalisasi
nilai, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya nilai dan sikap
4. Prinsip-Prinsip
Pendekatan CBSA
Prinsip
CBSA adalah tingkah laku belajar yang mendasarkan pada kegiatan-kegiatan yang
nampak, yang menggambarkan tingkat keterlibatan siswa dalam proses
belajar-mengajar baik intelektual-emosional maupun fisik,
Prinsip-Prinsip CBSA yang nampak
pada 4 dimensi sebagai berikut:
a.
Dimensi subjek didik :
·
Keberanian mewujudkan minat,
keinginan, pendapat serta dorongan-dorongan yang ada pada siswa dalam proses
belajar-mengajar. Keberanian tersebut terwujud karena memang direncanakan oleh
guru, misalnya dengan format mengajar melalui diskusi kelompok, dimana siswa
tanpa ragu-ragu mengeluarkani pendapat.
·
Keberanian untuk mencari kesempatan
untuk berpartisipasi dalam persiapan maupun tindak lanjut dan suatu proses
belajar-mengajar maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar mengajar. Hal mi
terwujud bila guru bersikap demokratis.
·
Kreatifitas siswa dalam
menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan
tertentu yang memang dirancang oleh guru.
·
Kreatifitas siswa dalam
menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan
tertentu, yang memang dirancang oleh guru.
·
Peranan bebas dalam mengerjakan
sesuatu tanpa merasa ada tekanan dan siapapun termasuk guru.
b.
Dimensi Guru
·
Adanya usaha dan guru untuk
mendorong siswa dalam meningkatka kegairahan serta partisipasi siswa secara
aktif dalam proses belajar-mengajar.
·
Kemampuan guru dalam menjalankan
peranannya sebagai inovator dan motivator.
·
Sikap demokratis yang ada pada guru
dalam proses belajar-mengajar.
·
Pemberian kesempatan kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan cara serta tingkat kemampuan masing-masing.
·
Kemampuan untuk menggunakan berbagai
jenis strategi belajar-mengajar serta penggunaan multi media. Kemampuan mi akan
menimbulkan lingkuñgan belajar yang merangsang siswa untuk mencapai tujuan.
c.
Dimensi Program
·
Tujuan instruksional, konsep serta
materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan, minat serta kemampuan siswa;
merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan guru.
·
Program yang memungkinkan terjadinya
pengembangan konsep maupun aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar.
·
Program yang fleksibel (luwes);
disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
d.
Dimensi situasi belajar-mengajar
·
Situasi belajar yang menjelmakan
komunikasi yang baik, hangat, bersahabat, antara guru-siswa maupun antara siswa
sendiri dalam proses belajar-mengajar.
·
Adanya suasana gembira dan bergairah
pada siswa dalam proses belajar-mengajar.
B.
PENDEKATAN CBSA DALAM PEMBELAJARAN
Sejak
dulu selalu dibicarakan masalah cara mengajar guru di kelas. Cara mengajar
dipakainya dengan istilah metode mengajar. Metode diartikan cara. Jika
diperhatikan berbagai metode yang dikenal dalam dunia pendidikan atau
pembelajaran dan jumlahnya makin mengembang, maka dipertanyakan apakah metode
itu. Ada beberapa jawaban untuk itu di antaranya, “Cara-cara penyajian bahan
pembelajaran”.
Pendekatan
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menuntut keterlibatan mental siswa terhadap
bahan yang dipelajari. Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang tinggi
sehingga terjadi proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek
kognitif, afektif dan psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajar akan
memiliki penguasaan konsep dan prinsip.
1.
Apakah sebenarnya yang dimaksud
dengan CBSA ?
Konsep CBSA yang dalam bahasa
Inggris disebut Student Active Learning (SAL) dapat membantu pengajar
meningkatkan daya kognitif pembelajar. Kadar aktivitas pembelajar masih rendah
dan belum terpogram. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan
di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-samaDasar-Dasar Pemikiran
CBSA.
2.
Usaha penerapan dan peningkatan CBSA
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
merupakan usaha “proses pembangkitan kembali” atau proses pemantapan konsep CBSA
yang telah ada.
merupakan usaha “proses pembangkitan kembali” atau proses pemantapan konsep CBSA
yang telah ada.
BAB
III
ANALISIS
ANALISIS
A. PENGERTIAN
KURIKULUM
Perkataan
kurikulum mulai dikenal sebagai suatu istilah dalam dunia pendidikan sejak kurang
lebih satu abad yang lampau. Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya di
dalam kamus Webstertahun 1856. Pada tahun itu penggunaan kurikulum dipakai
dalam bidang olahraga, yakni suatu alat yang membawa seseorang dan start sampai
finish. Bam pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidangpendidikan
dengan arti sejumlah matapelajaran pada perguruan tinggi.
Di
dalam kamus tersebut (Webster), kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu:
1.
Sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau dipelajari murid di sekolah atau perguruan tinggi untuk
memoeroleh ijazah tertentu.
2.
Sejumlah mata pelajaran yang
ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departemen. Pengertian di
atas membawa implikasi bahwa proses pendidikan di sekolah yang termasuk kurikulum
hanya mata pelajaran yang ditawarkan untuk dipelajari murid.
3.
Bila ditelusuri temyata istilah
kurikulum mempunyai berbagai macam arti, yaitu:
a. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran
a. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran
b. Kurikulum diartikan sebagai
pengalaman belajar yang diperoleh murid dan sekolah
c. Kurikulum diartikan sebagai
rencana belajar murid
Sedangkan menurut pandangan modrn,
kurikulumlebih dan sekedar rencanapelajaran. Kurikulum di sini dianggap sebagai
sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan ini
bertolak dari sesuatu yang bersifat aktual sebagai suatu proses.
Dalam pendidikan kegiatan yang dilakukan
murid dapat memben pengalaman belajar, antara lain mulai dari mempelajari
sejumlah mata pelajaran, berkebun, olahraga, pramuka, bahkan pergaulan sesama
murid maupun guru dan petugas sekolah dapat memben pengalaman belajar yang
bermanfaat. Semua pengalaman belajar yang diperoleh dari sekolah itu dipandang
sebagai kurikulum.
Atas dasar ini, inti kurikulum sebenarnya
adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar itu banyak kaitannya dengan
melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial di lingkungan sekolah, proses
kerja sama dalam kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik, seperti
gedung sekolah, tata ruang sekolah, murid memperoleh berbagai pengalaman.
Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi
yang terpenting adalah pengalaman kehidupan. Semua ini dicakup dalam pengertian
kurikulum
B.
ANTARA KURIKULUM, PENGAJARAN DAN
BUKU TEKS
Kita tentunya telah mengetahui, bahwa
kurikulum menunjukkan semua pengalaman belajar siswa di sekolah. Atas dasar
pandangan tersebut, diperoleh kesan bahwa sekolah dapat dipandang sebagai
miniatur masyarakat, karena di dalam lingkungan sekolah murid mempelajari
segi-segi kehidupan sosial, seperti norma-norma, nilai-nilai, adat istiadat,
gotong-royong atau kerja sama, dan sebagainya. Semua ini mirip dengan apa yang
terjadi di lingkungan masyarakat.
Dengan
demikian proses pendidikan dapat diarahkan kepada pembentukan pribadi anak
secara utuh, dan ini dicapai meialui kurikulum sekolah. Dari kajian di atas
ternyata pengertian kurikulum itu sangat luas; yakni pengalaman belajar murid.
Keluasan ini pada akhirnya dapat membingungkan para guru dalam mengembangkan
kurikulum, sehingga akan menyulitkan dalam perencanaan pengajarannya.
HildaTaba
mencoba memandang kurikulum dari sisi lain. Dia menganggap bahwa suatu
kurikulum biasanya terdiri atas tujuan, isi, pola belajar-mengajar, dan
evaluasi. Pandangan Taba tentang kurikulum yang lebih fungsional ini diikuti
oleh tokoh-tokoh lain, diantaranya adalah Ralph W. Tyler. Menurut Tyler, ada
beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam proses pengembangan kurikulum dan
pengajaran, yaitu:
1.
Tujuan apa yang ingin dicapai?
2.
Pengalaman belajar apa yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan?
3.
Bagaimana pengalaman belajar itu diorganisasikan secara efektif
4.
Bagaimana menentukan keberhasilan pencapaian tujuan?.
Jika kita mengikuti pandangan Tyler di atas
maka pengajaran tidak terbatas hanya pada proses pengajaran terhadap satu bahan
tertentu saja, melainkan dapat pula diterapkan dalam pengajaran untuk satu
bidang studi atau pengajaran di suatu sekolah. Demikian pula kurikulum, dapat
dikembangkan untuk kurikulum suatu sekolah, kurikulum bidang studi atau pun
kurikulum untuk suatu bahan pelajaran tertentu.
Atas dasar pandangan tersebut, kita sebagai
guru dapat mengembangkan kurikulum untuk berbagai tujuan. Namun satu hal perlu
dijadikan dasar dalam pengembangan kurikulum, yaitu bahwa semua keputusan yang
dibuat haruslah mempunyai landasan berpijak yang kokoh. Ini dimaksudkan agar
kurikulum yangdibuat dapat menuntun murid mencapai tujuan jangkapendek yang
dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan pendidikan jangka panjang itu.
Cara
Mengembangkan Kurikulum. Setelah kita mengetahui tentang konsep dan kedudukan
kurikulum dalam pendidikan yang telah diuraikan secara luas, maka sekarang kita
menginjak pada langkah-langkah atau cara mengembangkan kurikulum.
Langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan tujuan. Rumusan tujuan dibuat berdasarkan analisis terhadap berbagai
tuntutan, kebutuhan dan harapan. Oleh karena itu, tujuan dibuat dengan
mempcrtimbangkan faktor-faktor kebutuhan masyarakat, maupun murid, seperti kebutuhan
masyarakat dan murid di daerah pedesaan.
2.
Menentukan isi. Isi kurikulum merupakan materi yang akan diberikan kepada murid
selama mengikuti proses pendidikan atau proses belajar-mengajar. Materi ini
dapat berupa mata-mata pelajaran ataupun masalah-masalah yang berhubungan
dengan kehidupan, yang perlu dipelajari untuk mencapai tujuan.
3.
Merumuskan kegiatan belajar-mengajar. Hal ini mencakup penentuan metode dan
keseluruhan proses belajar-mengajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
4.
Mengadakan evaluasi. Evaluasi banyak bergantung kepada tujuan yang hendak
dicapai. Hal ini sangat penting dalarn rangka menghasilkan balikan (feedback)
untukmengadakan perbaikan. Oleh karena itu, evaluasi harus dilakukan
terus-menerus, baik terhadap hasil maupun proses belajar.
C. MENJADIKAN SISWA AKTIF DENGAN
METODE KBM YANG MENARIK
Untuk
menjadikan siwa aktif dalam kegiatan KBM seorang pengajar harus memiliki
criteria yang baik dalam pembelajaran diantarnya adalh;
1. kurikulum
yang baik dan berkualitas
2.
seorang pengajar mempunyai metode
yang menarik sehingga siswa mempunya ketertarikan dalam belajar.
3.
siswa dan pengajar mampu mengerti
dalam kegiatan KBM, sebagai mana contonya,kenapa siswa harus belajar?untuk
apa?dan mamfaatnya?dan begitu juga dengan guru,bagaiman ia dapat menjadi guru
yang baik dan mampudimengerti oleh siswa? Jadi seorang guru harus memilik
metode pengajaran yang baik dan dinamik untuk kelangsungan KBM.
BAB VI
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mendidik subjek
didik untuk membangun dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa dalam dunia dan masyarakat dan terus-menerus berubah mampu menuntut dia
mampu berfikir sendiri.Hal ini perlu memahamidan memperlakukan tuntutan
peningkatan teknologi sains dan teknologi pada suatu generasi yang sebagian
tumbuh di pedesaan ,akan mempunyai dampak pada kehidupan lama yang sebelumnya
belum dialaminya.
Pertumbuhan dan
pendidikan sikap yang sesuai diperlukan supaya tekaman – tekaman hidup sebagai
konsekuensi dari perkembangan sains dan teknologi ti9dak menjerumuskan kita
dalam suatu pertumbuhan masyarakat ekonomi yang serba materialis,konsutif dan
individualisti yang meruan dampak peningkatan ekonomi. apa yang dihasilkan oleh
sekolah merupakn persiapan dalam menghadapi tuntutan jaman dn masa depan yang
diakaitakan.untuk itu ,tidak saja ia harus mengwujudkan potensinya secara
alamiah dalam menghadapi masa depan tetapi ia harus mampu membangun dan
menguasai masa depan itu.
Disini terlekak
factor pengembangan sikap untu sepenuhynya bertanggung jawab terhadap
tugasnya(matra afektif)yamg mewujudkan tekad kecendurungan (tendency) dan
kejadian (event) dari masa depan itu.keterampilan fisik dan mental(matra
psikomotorik)dan perolehan pengetahuan(kognitif)untuk berpikir mandiri
diperoleh denga pendekatan keterampilan prose situ merupakan penyatu kaitan
yang mendalam(interpenetrasi)dari empat matra,yang membuka suasana kondusif
yang ditandai oleh kepekaan intuitif (matra interaktif) terhadap berbagi
masalah, sekaligus menampilkan kreatifitasnya
B. SARAN
1.
Dalam melaksanakan Proses Belajar dan Mengajar di kelas,
sebaiknya sebagai calon pendidik, kita harus bisa menjelaskan prinsip belajar,
menerapkannya dalam upaya meningkatkan kualitas kita sebagai calon pendidik dan
juga menciptakan suasana yang akan menjadikan siswa lebih nyaman dalam menerima
bahan ajar yang akan kita berikan nantinya.
2.
Untuk meningkatkan prestasi, kita
perlu belajar dari pengalaman, menambah pengetahuan, dan juga mengatur waktu
setiap harinya.
3.
Resep Sukses: Belajar ketika orang
lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi ketika orang
lain berharap. - William A. Ward -
DAFTAR PUSTAKA
·
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rinneka Cipta
Internet
Internet
·
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses
Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
·
N.K, Roestiyah dan Yumiati Suharto. 1985.Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
·
Pasaribu I.L dan B. Simandjutak. 1982. Proses
Belajar-Mengajar. Bandung: Penerbit Tarsito
·
Staton, Thomas F. 1978. Cara Mengajar dengan Hasil
yang Baik: Metode-metode Mengajar Modern dalam Pendidikan Orang Dewasa.
Bandung: Penerbit cv. Diponegoro
·
Dimyanti, Dr dan Mudjiono, Drs . Belajar
dan Pembelajaran. 2002 Rineka Cipta & Departemen Pendidikan &
Kebudayaan.
·
Syaifuddin Iskandar, DR, M.Pd, Materi
Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. 2008 Universitas Samawa
Komentar
Posting Komentar