Makalah Teori Akuntansi " Social Economic Accounting "



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. Ia bisa memberikan kesempatan kerja, menyediakan barang yang dibutuhkan masyarakat untuk dikonsumsi, ia membayar pajak, memberikan sumbangan dan lain-lain. Karenanya perusahaan mendapat legitimasi untuk bergerak leluasa melaksanakan kegiatannya. Namun  lama kelamaan karena memang perusahaan ini dikenal juga sebagai “ Binatang Ekonomi “ yang mencari keuntungan sebesar-besarnya akhirnya semakin disadari bahwa dampak yang dilakukannya terhadap masyarakat cukup besar dan semakin lama semakin besar yang sukar dikendalikan. Seperti misalnya polusi, keracunan, kebisingan, diskriminasi, pemaksaan, kesewenang-wenangan, dan sebagainya. Dampak luar ini di sebut externalities.
Karena besarnya dampak externalities terhadap kehidupan masyarakat maka masyarakatpun menginginkan agar dampak ini dikontrol sehingga dampak negative, external diseconomy  atau social cost  yang ditimbulkannya tidak semakin besar. Dari sini berkembanglah ilmu akuntansi yang selama ini dikenal hanya memberikan informasi tentang kegiatan perusahaan dengan pihak ketiga, maka dengan adanya tuntutan ini maka akuntansi bukan hanya merupakan informasi tentang hubungan perusahaan dengan pihak ketiga tetapi juga dengan lingkungannya. Hubungan perusahaan dengan lingkunganya bersifat ‘ non reciprocal”  artinya transaksi itu tidak menimbulkan prestasi timbale balik dari pihak yang berhubungan. Ilmu akuntansi yang mencatat, mengukur, melaporkan externalities ini disebut dengan Social Economic Accounting ( SEA ).
Ilmu Social Economic Accounting ( SEA ) ini merupakan  bidang ilmu akuntansi yang berfungsi  dan mencoba mengindentifikasi, mengukur, menilai, melaporkan aspek-aspek social benefit dan social cost yang ditimbulkan oleh lembaga. Pengukuran ini pada akhirnya akan diupayakan sebagai informasi yang dijadikan dasar dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan peran lembaga baik perusahaan atau yang lain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan.


B.     Rumusan Permasalahan
Setelah mengetahui latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dal makalah ini adalah sebagai berikut :
A.    Menjelaskan Timbulnya SEA?
B.     Menjelaskan Definisi SEA?
C.     Menjelaskan Faktor Pendorong Munculnya SEA?
D.    Menjelaskan Konsep SEA?
E.     Menjelaskan Perusahaan dan Keterlibatan Perusahaan?
F.      Menjelaskan Pro Kontra Tanggung Jawab Sosial Perusahaan?
G.    Menjelaskan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Indonesia?
H.    Membuat Laporan?

C.    Tujuan dan Manfaat
Tujuan :
Ø  Untuk memberikan pemahaman lebih kepada para pembaca mengenai Social Economic Accounting  ( SEA ).
Manfaat :
Ø  Agar para pembaca lebih memahami dan mengetahui apa yang sebenarnya yang di maksud dengan SEA.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Timbulnya Social Economic Accounting ( SEA )
Kemajuan industry setelah Perang Dunia  II dan munculnya Negara sebagai actor dalam peningkatan kualitas hidup menimbulkan berbagai macam isu yang justru dapat juga merusak kualitas hisup. Hal ini menjadi obyek sorotan para ahli dan para pengambil keputusan. Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam menilai penyakit sosial ini adalah ketiadaan media pengukur arithmetic Of Quality.  hal ini tergambar dari pernyataan A.W. Clausen, mantan direktur World Bank sbb :
saya sampaikan bahwa salah satu alas an yang paling kuat atas ketiadaan respons kita terhadap isu penyakit social itu dan penyebab kebingungan kita terhadap penyelesaiannya adalah ketiadaan ukuran kualitas.”
Ukuran ini penting sehingga setiap unit pemerintah aupun perusahaan mengetahui berapa jauh efek kegiatan lembaganya mempengaruhi kualitas hidup manusia  apakah berdampak  positif atau negative.
B.     Definisi Social economic Accounting ( SEA )
SEA masih merupakan  fenomena baru dalam ilmu akuntansi, dan sering ditafsirkan sama dengan Social Accounting ( SA ) yang dihubungkan dengan National Income Accounting. Para ahli  juga  telah banyak memberikan definisi dan dalam tulisan ini saya akan kutip definisi dari Ahmed Belkaoui, satu-satunya penulis buku tentang Socio Economic Accounting. Beliau menyatakan bahwa :
“SEA timbul dari penerapan akuntansi dalam ilmu social, ini menyangkut pengaturan, pengukuran analisa dan pengungkapan pengaruh ekonomi dan social dari kegiatan pemerintah dan perusahaan. Hal ini termasuk kegiatan yang bersifat mikro dan makro. Pada tingkat makro bertujuan untuk mengukur  dan mengungkapkan kegiatan ekonomi dan social Negara mencakup social accounting dan reporting, peranan akuntansi dalam pembangunan  ekonomi. Pada tingkat mikro bertujuan untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkunganya, mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing”.

C.    Pendorong Munculnya SEA
Literature dalam ilmu social, ilmu sosiologi, dan khusunya kegiatan-kegiatan social merupakan saksi dan penyebab yang mendorong timbulnya SEA. Seperti perubahan sikap para ahli dan pengambil keputusan terhadap peranan business dan unit pemerintahan dalam kaitanya dengan efek social yang ditimbulkanya. Adanya kecenderungan beralihnya perhatian pada kesejahteraan individu kearah kesejahteraan social. Kecenderungan yang bergerak dari kegiatan mencari keuntungan sebesar-bsarnya tanpa melihat efek sampingan kearah mencari laba yang berwawasan lingkungan. Timbulnua departemen ( unit ) pemerintahan yang mengurus lingkungan hidup, juga sejalan dengan kemunculan SEA. Kecenderungan itu semua dapat kita lihat dari beberapa paradigm berikut ini :
1.      Kecenderungan Terhadap Kesejahteraan Sosial
Sejarah menunjukkan bahwa kelangsungan hidup manusia,kesejahteraan masyarakat yang sebenarnya hanya dapat lahir dari sikap kerja sama antar unit-unit masyarakat itu sendiri. Negara tidak bias hidup sendiri tanpa partisipasi rakyatnya, perusahaan juga tidak akan maju tanpa dukungan langganannya maupun lingkungan sosialnya. Kenyataan ini semakin disadari dan semakin dibutuhkan pertanggungjawabanya. Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang keterkaitan saling pengaruh mempengaruhi antara Negara dan rakyatnya, antara perusahaan dan masyarakatnya, maka SEA ini sangat berperan.
2.      Kecenderungan Terhadap Kesadran Lingkungan
Dalam literature paradigma  ini dikenal dengan  the human exceptionalism paradigm  menuju  the new environment paradigm. Paradigm yang pertama menganggap bahwa manusia adalah makhluk  unik dibumi iniyang memiliki kebudayaan sendiri yang tidak dapat dibatasi oleh kepentingan makhluk lain.  Sebaliknya, paradigm yang terakhir menganggap bahwa manusia adalah makhluk diantara bermacam-macam makhluk yang mendiami bumi yang saling mempunyai keterkaitan dan sebab akibat dan dibatasi oleh sifat keterbatasan dunia itu sendiri, baik social, ekonomi dan politik. 
3.      Perspektif Ekosistem
Orientasi yang terlalu di arahkan kepada pembangunan ekonomi,efisiensi, profit maximization menimbulkan krisis ekosistem. Gejala ini menaruh perhatian para ahli sehingga muncul kelompok-kelompok yang menamakan dirinya penyelamat lingkungan seperti Greenpeace, lembaga konsumen, dll.
Salah satu kelompok tingkat dunia yang menaruh perhatian terhadap ekosistem ini adalah  club of rome  yang terkenal dengan pendapatnya : “ Limits To Growth, salah satu putra terbaik kita Alm.Dr.Soedjatmoko, mantan Rektor University PBB di jepang, termasuk salah seorang anggotanya.
4.      Ekonomisasi vs Sosialisasi
Ekonomisasi mengarahakan perhatian hanya kepada kepuasan individual sebagai suatu unit yang selalu mempertimbangkan  cost dan benefit tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat. Sebaliknya, sosialisasi memfokuskan perhatiannya terhadap kepentingan social dan selalu mempertimbangkan efek social yang ditimbulkan oleh kegiatanya. Walaupun sosialisasi ini belum tampak nyata, namun pengaruh pemerintah dan tekanan social cenderung menguntungkan kepentingan social. Akhirnya perlu alat ukur sampai berapa jauh pengaruh perusahaan terhadap masyarakat.
Ø  Sikap Mengatasi Penyakit Social
Penyakit social yang ditimbulkan oleh pengaruh kegiatan Negara dan business perlu ditanggulangi secara tepat dan terah salah satu upaya kearah itu adalah perlunya standar atau ukuran tentang kualitas pengaruh kegiatan itu. Disamping itu tentunya sikap baru yang muncul belakangan ini yang cenderung kearah memperhatikan kesejahteraan social perlu didukung dan dimantapkan bahkan perlu diratifikasi dan diistitusionalisasi. Hubungan perusahaan masyarakat harus diserasikan dengan jalan keterlibatkan perusahaan untuk memperbaiki ketimpangan social masyarakat. Hal ini sudah banyak dimulai oleh banyak perusahaan di Indonesia, antara lain keterlibatan perusahaan dalam pembersihan air limbah akibat industrinya , keterlibatannya dalam kegiatan  Olah Raga, Dakwah, Pendidikan, bantuan terhadap bencana aloam, memberikan beasiswa, dan sebagainya. Dan hal lain telah diatur oleh UU Lingkungan hidup yang sudah diberlakukan itu.
D.    Konsep Social Economic Accounting ( SEA )
Konsep pengukuran , penilaian, dalam SEA ini masih dalam proses pembahasan para ahli. Dan FASB sendiripun belum mengambil sikap yang tegas dalam persoalan ini. Namun SEC khususnya tentang polusi telah mewajibkan perusahaan untuk mendisclosurenya. Dipihak lain AAA,AICPA telah membentuk komite dan telah mengeluarkan laporan yang lumayan lengkap tentang SEA. Di USA kantor akuntan Ernst & Ernst telah melakukan penelitin sejak tahun 1971 tentang keterlibatan social perusahaan yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Beberapa hal yang diungkapkan adalah :
1.      Lingkungan :
Ø  Polusi,
Ø  Pencegahan kerusakan lingkungan konservasi sumber-sumber alam dll.
2.      Energy :
Ø  Konservasi energy,
Ø  Penghematan dll.
3.      Praktek usaha yang fair :
Ø  Merekrut pegawai dari minoritas peningkatan kemampuannya,
Ø  Penggunaan tenaga wanita.
Ø  Pembukaan unit usaha diluar negeri dll.
4.      Sumber tenaga manusia :
Ø  Kesehatan dan keamanan pegawai,
Ø  Training dll.
5.      Keterlibatan terhadap masyarakat :
Ø  Kegiatan masyarakat sekitar,
Ø  Bantuan kesehatan,
Ø  Pendidikan, dan
Ø  Seni , dll.
6.      Produksi :
Ø  Keamanan produk,
Ø  Mengurangi polusi,
Ø  Keracunan, dll.
Disamping variable diatas penulis lain banyak lagi yang menyinggung antara lain :
Keterlibatan dengan kegiatan pemerintah, kejujuran terhadap konsumen, meningkatkan informasi mengenai perusahaan dan produk, peningkatan pendidikan masyarakat, menghargai hak asasi, pembangunan sarana prasarana desa / kota, pembangunan tempat rekreasi, peningkatan perhatian terhadap kebudayaan dan seni dan lain-lain”.

Hal ini semua dapat kita manfaatkan untuk mengukur keterlibatan perusahaan dalam kegiatan masyarakat dan tentu dapat ditambahlagi sesuai keadaan kita di Indonesia seperti peningkatan prestasi Olahraga,kegiatan keagamaan dan Da’wah, pendirian Lembaga Pendidikan, dan sebagainya.
Ø  Etika dan Tanggung Jawab Social Perusahaan
Pertanyaan yang selalu muncul dalam debat ilmiah tentang peran bisnis adalah : Apakah perusahaan sebagai suatu lembaga unik yang tujuannya mencari laba dan kadang disebut sebagai “ Binatang Ekonomi”. Wajib memiliki etika dan tanggung jawab social sebagaimana manusia yang beragama? Bagaimana menurut paham capital? Dan bagaimana pula paham kita sebagai Negara pancasila? Jawaban atas pertanyaan ini merupakan suatu hal yang akan menentukan kemungkinan eksistensi SEA dalam lingkungan social masyarakatnya. Dengan kata lain, dalam masyarakat yang berpaham bahwa perusahaan tidak perlu memiliki etika dan tanggung jawab social, maka SEA relatifi  tidak perlu. Sebaliknya, paham yang menganggap perusahaan memiliki etika dan tanggung jawab social berpendapat bahwa SEA mempunyai peranan yang cukup penting. SEA sebagaimana dijelaskan dimuka, merupakan penerapan akuntansi dalam ilmu social yang menyangkut pengaturan, pengukuran, analisis, dan pengungkapan pengaruh ekonomi  dan social dari kegiatan pemerintah dan perusahaan.
E.     Perusahaan dan Keterlibatan Perusahaan
Ada beberapa model dan kecenderungan tentang keterlibatan perusahaandalam kegiatan social. Sepanjang penelitian kepustakaan, ada tiga pandangan atau model yang menggambarkan tentang keterlibatan perusahaan dalam kegiatan social. Ketiga model tersebut antara lain :
1.      Model Klasik
Pendapat ini,yang berkembang pada abad ke-19, bertitik tolak pada konsep persaingan sempurna dimana perilaku ekonomi terpisah dan berbeda dengan bentuk dan jenis perilaku yang lain. Tujuan perusahaan hanya untuk mencari untung yang sebesar-besarnya. Criteria keberhasilan perusahaan diukur oleh daya guna dan pertumbuhan. Menurut pendapat ini, usaha yang dilakukan perusahaan semata-mata hanya untuk memenuhi permintaan pasar dan mencari untung yang akan dipersembahkan kepada pemilik modal.

2.      Model Manajemen
Menurut pendapat ini, perusahaan dianggap sebagai lembaga permanen yang hidup dan punya tujuan tersendiri. Manajer sebagai orang yang dipercayai  oleh pemilik modal menjalankan perusahaan untuk kepentingan bukan saja pemilik modal tetapi juga mereka yang terlibat langsung dengan hidup matinya perusahaan seperti : karyawan, langganan, supplier, dan pihak lain yang ada kaitannya dengan perusahaan yang tidak semata-mata didasarkaan atas adanya hubungan kontrak perjanjian.( Frank X.Suttin et.al,1956). Dengan demikian manajer sebagai team yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan terpaksa memilih kebijakan yang harus mempertimbangkan tanggung jawab social perusahaan mengingat ketergantungannya dengan pihak lain yang juga punya andil dalam pencapaian tujuan perusahaan yang tidak hanya memikirkan setoran buat pemilik modal.
3.      Model Lingkungan Sosial
Model ini menekankan bahwa perusahaan meyakini bahwa kekuasaan ekonomi dan politik yang dimilikinya mempunyai hubungan dengan kepentingan (bersumber) dari lingkungan social dan bukan hanya semata dari pasar sesuai dengan teori atau model klasik. Konsekuensinya perusahaan harus berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan penyakit social yang berada dilingkungan seperti : system pendidikan yang tidak bermutu, pengangguran, polusi, perumahan kumuh, transportasi yang tidak teratur,  keamanan dll. Kalau model klasik punya tujuan utama untuk mensejahterakan pemilik modal  dan model manajemen mensejahterakan manajemen, dalam model ini perusahaan harus memperluas tujuan yang harus dicapainya yaitu yang mencakup kesejahteraan social secara umum ( Ahmed Belkaoui,1980 ).
Ø  Kearah Eksistensi Etika dan Tanggung Jawab Social Perusahaan
Dalam literature telah banyak dibahas tentang sikap perusahaan terhadap etika dan tanggung jawab social. Mulai dari tanpa keterlibatan, keterlibatan terbatas, sampai kepada keterlibatan total terhadap lingkungan sosialnya. Ahmed Belkaoui dengan cara sistematis mengelompokkan batasan ini dalam lima kategoriyang seirama dengan ketiga model yang disajikan diatas ( Ahmed Belkaoui, SEA,1984 ). Berikut ini kita sajikan berturut sebagai berikut :
1.      Tanggung jawab perusahaan hanya terbatas  pada usaha mencari laba yang maksimal. Jika perusahaan dapat mengumpulkan laba yang yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan efek sosialnya, berarti perusahaan sudah memenuhi panggilan tugasnya sebagai badan usaha.
2.      Disamping tujuan mencari untung, perusahaan juga harus memperhatikan pihak-pihak tertentu dengan siapa ia mempunyai kepentingan. Hal ini dicontohkan dengan perbaikan kesejahteraan karyawan, manajemen, menjalin hubungan baik dengan kelompok masyarakat tertentu, dan lain-lain.
3.      Perusahaan melepaskan diri dari tujuan hanya mencari laba dengan memperluas tanggung jawab manajemen. McGuire menggambarkan potret perusahaan sebagai berikut :
ide tanggungjawab social disini dimaksudkan bahwa perusahaan tidak hanya punya tanggung jawab ekonomi dan hokum, tetapi juga tanggungjawab tertentu terhadap social diluar kewajiban utamanya. Perusahaan harus punyaperhatian terhadap politik, dalam mensejahterakan masyarakatnya, dalam memperbaiki pendidikan, dalam mensejahterakan karyawan, dan lain-lain yang bersangkut paut dengan itu. Rasanya, hal ini berarti bahwa perusahaan harus berperilaku sebagaimana seorang penduduk yang baik. (Joseph W.McGuire,Business anf Society, 1963).
4.      Dalam kelompok ini, tanggungjawab social perusahaan mencakupi hal yang bersifat ekonomi dan nonekonomi. Dalam kategori ini dikenal tiga pusat lingkaran. Yaitu sbb :
Ø  Lingkaran dalam
Ø  Lingkaran tengah
Ø  Lingkaran luar
5.      Tanggung jawab social diperluas melewati batas tanggungjawab dan mencakupi keterlibatan total terhadap tugas-tugas social. Prakash Sethi merumuskan bentuk ini dalam tiga dimensi yaitu :
Ø  Social obligation merupakan tanggungjawab perusahaan terhadap permintaan pasar sesuai dengan ketentuan hukum.
Ø  Social responsibility menggerakan perusahaan sehingga segala tindakkanya sesuai dengan norma,nilai dan harapan masyarakat yang berlaku.
Ø  Social responsiveness, merupakan respon perusahaan untuk menjawab issu yang akan timbul dimasa datang. ( S.Prakash sethi,Academiy of Management Review,1979 ).
6.      Kategori keenam ini merupakan variasi  semua pengertian yang diliput oleh literature tentang bentuk dan batasan tanggung jawab social perusahaan diatas. Kita di Indonesia tentu belum punya batasan yang jelas tentangtanggungjawab social ini yang mestinya perlu dipikirkan. Namun yang jelas, nampaknya terlepas apa motifnya, di Indonesia  sudah banyak perusahaan  yang punya perhatian dan keterlibatan dengan lingkungan sosialnya.
F.     Pro Kontra Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Persoalan apakah perusahahaan perlu mempunyai tanggung jawab social atau tidak masih terus perdebatan ilmiah. Masing-masing mengemukakan pendapat dan dukungannya dan mengklaim bahwa idenyalah yang benar. Berikut ini adalah alas an para pendukung agar perusahaan memiliki etika dan tanggung jawab social :
1.      Keterlibatan social merupakan respons terhadap keinginan dan harapan masyarakat terhadap peranan perusahaan. Dalam jangka panjang, hal ini sangat menguntungkan perusahaan.
2.      Keterlibatan social mungkin  akan mempengaruhi perbaikan lingkungan, masyarakat, yang mungkin akan menurunkan biaya produksi.
3.      Meningkatkan nama baik perusahaan, akan menimbulkan simpati langganan, simpati karyawan, investor dan lain-lain.
4.      Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat. Campur tangan pemerintah cenderung membatasi peran perusahaan, sehingga jika perusahaan memiliki tanggung jawab social mungkin dapat menghindari pembatasan kegiatan perusahaan.
5.      Dapat meninjukkan respons positif perusahaan terhadap  norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga mendapat simpati masyarakat.
6.      Sesuai dengan keinginan para pemegang saham dalam hal ini public.
7.      Mengurangi tensi kebencian masyarakat kepada perusahaan yang kadang-kadang suatu kegiatan yang dibenci masyarakat tidak mungkin dihindari.
8.      Membantu kepentingan nasional, seperti konservasi alam, pemeliharaan barang seni budaya, peningkatan pendidikan rakyat, lapangan kerja dll.
Dipihak lain alasan para penantang yang tidak menyetujui konsep tanggung jawab social perusahaan ini adalah sbb :

1.      Mengalihkan perhatian perusahaan dari tujuan utamanya dalam mencari laba. Ini akan menimbulkan pemborosan.
2.      Memungkinkan keterlibatan perusahaan terhadap permainan kekuasaan atau politik secara berlebihan yang sebenarnya bukan lapangannya.
3.      Dapat menimbulkan lapangan bisnis yang monolitik bukan yang bersifat pluralistic.
4.      Keterlibatan social memerlukan dan dan tenaga yang cukup besar yang tidak dapat dipenuhi oleh dana perusahaan yang terbatas, yang dapat menimbulkan kebangkrutan atau menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
5.      Keterlibatan pada kegiatan social yang demikian kompleks memerlukan tenaga dan para ahli yang belum tentu dimiliki oleh perusahaan ( Ahmed Belkaoui, SEA,, 1984 ).
Ø  Bentuk Keterlibatan Sosial
Bentuk kegiatan itu adalah sbb :
1.      Lingkungan Hidup
a.       Pengawasan terhadap efek polusi
b.      Perbaikan pengrusakan alam, konservasi alam,
c.       Keindahan lingkungan
d.      Pengurangan suara bising
e.       Penggunaan tanah
f.       Pengelolaan sampah dan air limbah
g.      Riset dan pengembangan lingkungan
h.      Kerjasama dengan pemerintah dan universitas
i.        Pembangunan lokasi rekreasi, dll
2.      Energy
a.       Konservasi energy yang dilakukan perusahaan
b.      Penghematan energy dalam proses produksi, dll
3.      SDM  dan Pendidikan
a.       Keamanan dan kesehatan karyawan.
b.      Pendidikan karyawan
c.       Beasiswa
d.      Bantuan pada sekolah
e.       Pendirian sekolah, dll
4.      Praktek Bisnis yang jujur
a.       Memperhatikan hak-hak karyawan
b.      Wanita
c.       Jujur dalam iklan
d.      Kredit
e.       Servis
f.       Produk
g.      Dan jaminan
h.      Selalu mengontrol kualitas produk dll.
5.      Membantu Masyarakat Lingkungan
a.       Memanfaatkan tenaga ahli perusahaan dalam mengatasi masalah social di lingkungan.
b.      Tidak campur tangan dalam struktur masyarakat.
c.       Membangun klinik kesehatan.
d.      Sekolah
e.       Rumah ibadah
f.       Perbaikan rumah/kota
g.      Sumbangan untuk kegiatan social masyarakat, dll
6.      Kegiatan Seni dan Kebudayaan
a.       Membantu lembaga seni dan budaya
b.      Sponsor kegiatan seni dan budaya
c.       Penggunaan seni dan budaya dalam iklan
d.      Merekrut  tenaga yang berbakat seni olahraga, dll
7.      Hubungan dengan Pemegang Saham
a.       Sifat keterbukaan direksi pada semua persero
b.      Peningkatan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan
c.       Pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan social, dll
8.      Hubungan dengan Pemerintah
a.       Mentaati peraturan pemerintah
b.      Membatasi kegiatan lobbyng
c.       Mengontrol kegiatan politik perusahaan
d.      Membantu proyek dan kebijaksanaan pemerintah, dll
G.    Tanggung Jawab Social Perusahaan Di Indonesia
             Tanggung jawab social dan etika perusahaan di Indonesia sebenarnya tak perlu diragukan. Hal ini terbukti dari keterlibatan perusahaan, baik langsung maupun melalui jalur pemerintah atau badan-badan social dalam mengatasi penyakit social dan memperbaiki/membantu sarana dan kegiatan social, seperti : mensponsori kegiatan olah raga, pembersihan polusi dan air limbah, membantu korban bencana alam, mendirikan sarana pendidikan, kesehatan, mendirikan sarana pengangkutan, membantu/melaksanakan kegiatan keagamaan seperti pengajian, MTQ, beasiswa, pengembangan karier, dll.
             Namun kita juga tidak dapat menutup mata terhadap ulah sebagian perusahaan yang merugikan kepentingan social, seperti : pengrusakan hutan, lingkungan, iklan palsu, jaminan palsu, kualitas produk yang tidak benar, kekurangan informasi tentang produk, penipuan-penipuan  lain, kebisingan, keracunan, dll.
             Kutipan dari Drucker sbb :
tidak ada suatu lembaga yang hidup sendiri dan mati sendiri. Setiap orang/lembaga adalah unsure yang tidak terpisah dari masyarakat dan hidup demi kepentingan masyarakat. Perusahaan tidak terkecuali. Perusahaan yang bebas tidak dapat disebut sebagai baik untuk perusahaan, ia hanya dapat dikatakan baik jika baik untuk masyarakat”. ( Peter F. Drucker, Management : Task, Responsibilities, 1973), sementra
             Kutipan dari Belkaoui :
“perusahaan adalah penduduk dan harus menjadi penduduk yang baik”. ( Ahmed Belkaoui, SEA, 1984).
Ø  Pengukuran dalam Socio Economic Accounting
Masalah pengukuran ini merupakan hal yang sangat rumit dalam SEA ini. Dalam akuntansi konvensional jelas bahwa setiap transaksi  baru dapat dicatat jika sudah mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Dalam SEA kita harus mengukur dampak positif ( social cost ) dan dampak negative ( social negative ) yang ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan. Biasanya dampak positif dan negative ini belum dapat dihitung karena memang transaksinya bersifat “uncomplete cycles” non reciprocal dan belum mempengaruhi posisi keuangan perusahaan.


Salah satu akibat dari polusi udara adalah rusaknya kesehatan manusia yang antara
Lain menyebabkan kematian premature. Kematian premature ini disebabkan oleh berbagai hal dan memerlukan biaya pengobatan, pencegahan dan sebagainya. Biaya inilah yang dihitung sebagai komponen social cost. Dari sisi lain Midwest Research Institute ( MRI ) ( Belkaoui,1985 h.197 ). Melaksanakan studi tentang kaitan polusi udara dengan bahan, lingkungan, dan makhluk hidup yang terkena polusi.
Kerugian ekonomis dari bahan yang menjadi polusi ditaksir dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Q = P x N x F x R
Keterangan :
P           : Produk dalam dolar
N          : Umur ekonomis dari bahan yang dinilai berdasarkan penggunaannya
F           : Faktor rata-rata tertimbang sebagai presentase bahan yang menimbulkan polusi udara
R      : Faktor tenaga kerja yang menggambarkan nilai bahan yang dipakai dan nilai yang masih     ada.
         Kerugian yang terjadi  kepada tanah akibat polusi tadi dihitung dengan rumus :
L = Q x V
Keterangan :
Q      : Nilai bahan yang menyebabkan polusi sebagai mana rumus di atas.
V      : Nilai Interaksi tanah pertahun
Disinilah rumitnya menghitung dampak ekonomisnya itu. Karena semua dampak itu harus dinilai dan sampai saat ini para ahli masih terus melakukan studi bagaimana menaksir kerugian itu. Para aktivis lingkungan ternyata telah banyak membantu dalam melakukan penaksiran ini.
Namun demikian  sebagai informasi yang akan dilaporkan dalam Socio Economic reporting dibuat berbagai metode pengukuran misalnya :
1.      Menggunakan penilaian dengan menghitung “ Opportunity Cost Approach”. Misalnya dalam menghitung social cost dari pembuangan limbah, maka dihitung berapa kerugian manusia dalam hidupnya, berapa berkurang kekayaanya, berapa kerusakan wilayah rekreasi, dll.
2.      Menggunakan daftar kuessioner, survey, lelang, dimana mereka yang merasa dirugikan ditanyai berapa besar jumlah kerugian yang ditimbulkanya.
3.      Menggunakan hubungan antara kerugian missal dengan permintaan untuk barang perorangan dalam menghitung jumlah kerugian masyarakat.
4.      Menggunakan rekreasi pasar dalam menentukan harga.
Sebagai pedoman berikut ini kita lihat bagaimana mengukur keuntungan suatu kawasan rekreasi. Calawsen dan Knetsch ( Belkaoui 1985, p. 199 ) misalnya memberikan metode pengukuran untuk menaksir keuntungan dari suatu kawasan rekreasi sbb :
1.      Metode Harga Maksimum ( Maximum price method )
2.      Metode Pengeluaran Kotor ( Gross Expenditure Method )
3.      Harga Pasar Ikan ( Market Value Of Fish Method )
4.      Metode Harga Pokok ( Cost Method )
5.      Metode Harga Pasar ( Market Value Method )
6.      Metode Interviu Langsung ( Direct Interview Method )
H.    Pelaporan
Pelaporan dalam SEA berarti memuat informasi yang menyangkut dampak positif atau negative yang ditimbulkan oleh perusahaan. Berikut ini sekedar contoh Pelaporan SEA sbb :


PT Ezly Bazliyah
Socio Economic Operating Report
Per 31 desember 1993
( Dalam Ribuan )
                                                                                 I.         Kaitan dengan masyarakat :
A.    Perbaikan :
1.      Pelatihan orang cacat                                                   Rp. 20.000
2.      Sumbangan pada Lembaga Pendidikan                      Rp.   8.000
3.      Biaya Ekstra karena merekrut minoritas                      Rp. 10.000
4.      Biaya penitipan bayi                                                    Rp. 22.000
                                                                                    Total perbaikan           Rp. 60.000
B.     Kerusakan :
Penundaan pemasangan alat pengaman                       Rp. 28.000  _
Perbaikan ( bersih ) untuk masyarakat ( 1 )                 Rp. 38.000
                                                                                 II.      Kaitan Dengan Lingkungan
A.    Perbaikan :
1.      Reklamasi lahan dan pembuatan taman                       Rp. 140.000
2.      Biaya pemasangan control polusi                                Rp.     8.000
3.      Biaya pematian racun limbah                                       Rp.   18.000
Total perbaikan                                                           Rp. 166.000

B.     Kerusakan :
1.      Biaya  yang akan dikeluarkan untuk reklamasi pertambangan            Rp. 160.000
2.      Taksiran biaya pemasangan penetralan racun air         Rp. 200.000
Total kerusakan                                                           Rp.360.000 ­_
C.     Deficit ( II )                                                                 ( Rp.194.000 )

                                                                              III.      Kaitan Dengan Produk
A.    Perbaikan :
1.      Gaji eksekutif sewaktu melayani Komisi Pengamatan Produk           Rp. 50.000
2.      Biaya pengganti cat beracun                                        Rp. 18.000
Total perbaikan                                                           Rp. 68.000
B.     Kerusakan :
1.      Pemasangan alat pengaman produksi                          Rp. 44.000  _
C.     Net perbaikan ( III )                                                                Rp. 24.000
Total socio economic deficit 1993 ( I + II + III )      ( Rp.138.000 )
Saldo kumulatif net perbaikan 1.01.93                        Rp.498.000
Saldo kumulatif net perbaikan 31.12.1993                  Rp.360.000



                                                  

BAB II
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ilmu Social Economic Accounting ( SEA ) ini merupakan  bidang ilmu akuntansi yang berfungsi  dan mencoba mengindentifikasi, mengukur, menilai, melaporkan aspek-aspek social benefit dan social cost yang ditimbulkan oleh lembaga. Pengukuran ini pada akhirnya akan diupayakan sebagai informasi yang dijadikan dasar dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan peran lembaga baik perusahaan atau yang lain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan.
SEA masih merupakan  fenomena baru dalam ilmu akuntansi, dan sering ditafsirkan sama dengan Social Accounting ( SA ) yang dihubungkan dengan National Income Accounting. Para ahli  juga  telah banyak memberikan definisi dan dalam tulisan ini saya akan kutip definisi dari Ahmed Belkaoui, satu-satunya penulis buku tentang Socio Economic Accounting. Beliau menyatakan bahwa :
SEA timbul dari penerapan akuntansi dalam ilmu social, ini menyangkut pengaturan, pengukuran analisa dan pengungkapan pengaruh ekonomi dan social dari kegiatan pemerintah dan perusahaan. Hal ini termasuk kegiatan yang bersifat mikro dan makro. Pada tingkat makro bertujuan untuk mengukur  dan mengungkapkan kegiatan ekonomi dan social Negara mencakup social accounting dan reporting, peranan akuntansi dalam pembangunan  ekonomi. Pada tingkat mikro bertujuan untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkunganya, mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.

B.     Saran
Kami sebagai penulis makalah ini, menyarankan kepada para pembaca agar mencari sumber-sumber lain mengenai Akuntansi Sosial Ekonomi, agar lebih banyak mengetahui dan memahami serta semakin luas wawasannya mengenai Social Economic Accounting ( SEA ).


DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed, Socio Economic Accounting, Quorum Book, 1984.

Belkaoui, Ahmed, Public Policy and the Practice and Problems of Accounting, Quorum       Books 1985.


Komentar

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rencana, Pendekatan, Lingkup dan Setting Penelitian

Pengertian Biaya & Penggolongan Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF