Soal Perhitungan Akuntansi Perpajakan



Tugas 2 !
1.      Perhatikan transaksi berikut ini :
a.       Di beli sebuah bangunan dengan harga Rp.100.000.000, yang memiliki masa manfaat selama 20 tahun.
b.      Di beli sebuah bangunan dengan harga Rp.50.000.000, yang memiliki masa manfaat selama 10 tahun.
Berdasarkan data di atas hitunglah besarnya penyusutan tiap tahunnnya?
Jawab :
a.       Diketahui :      Harga Bangunan Rp.100.000.000
Masa Manfaat 20 Tahun.
            Ditanyakan : Besarnya Penyusutan ?
            Penyelesaian :
           
Maka, besarnya tarif penyusutan tiap tahunnya adalah sebesar  5 %

b.      Diketahui :      Harga Bangunan Rp.50.000.000
Masa Manfaat 10 Tahun.
            Ditanyakan : Besarnya Penyusutan ?
            Penyelesaian :
           

Maka, besarnya tarif penyusutan tiap tahunnya adalah sebesar  10 %





2.      Di beli kendaraan seharga Rp.200.000.000, nilai residu Rp.10.000.000, masa manfaat 4 tahun. Hitunglah besar penyusutan tiap tahunnya dengan menggunakan metode garis lurus dan metode saldo menurun menurut perpajakan dan komersial?
Jawab :
·         Metode Garis Lurus
Ø  Perpajakan
Maka, besarnya tarif penyusutan tiap tahunnya adalah sebesar  25 %
Ø  Komersial
Maka, besarnya tarif penyusutan tiap tahunnya adalah sebesar  25 %

·         Metode Saldo Menurun
Tahun
Nilai Buku
Tarif
Penyusutan
1
200.000.000
50 %
100.000.000
2
100.000.000
50 %
50.000.000
3
50.000.000
50 %
25.000.000
4
25.000.000
50 %
12.500.000
Jumlah
187.500.000






A.    Pertanyaan
1.      Jelaskan pengertian penyusutan dan amortisasi dalam akuntansi dan perpajakan. Mengapa harta tetap harus disusutkan?
Jawab!
Penyusutan (depreciation) didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.Istilah penyusutan sering digunakan untuk menunjukkan bahwa aktiva tetap berwujud telah menurun nilainya. Apabila sumber daya alam yang terlibat (seperti kayu, minyak, batu bara) maka istilah yang digunakan adalah deplesi (depletion). Ketika aktiva tidak berwujud seperti paten atau goodwill telah habis masa berlakunya, hal tersebut disebut amortisasi (amortization)
Semua Aktiva Tetap kecuali tanah (pegecualian untuk tanah digunakan untuk usaha keramik, genteng, batu bata) selalu mengalami pengurangan nilai dari satu periode ke periode berikutnya, hal ini mengakibatkan nilai aktiva tetap akan menjadi turun apabila sudah dipakai atau digunakan dalam periode tertentu, peristiwa ini dalam akuntansi dikenal adanya penyusutan aktiva tetap. Pada dasarnya, tujuan penyusutan (depreciation) dan amortisasi aktiva tetap prinsipnya sama baik secara  Fiskal dan Akuntansi (komersial) yaitu untuk mengalokasikan nilai perolehan ke masa manfaat aktiva tetap dan harta tak berwujud tersebut untuk dapat dibebankan sebagai biaya dalam menghitung laba neto.

2.      Faktor apa yang harus dipertimbangkan dalam menghitung besarnya biaya penyusutan dalam akuntansi komersial?
Jawab!
a.       Nilai Perolehan Aktiva Yaitu pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan sampai aktiva bersangkutan siap dipakai.
b.      Nilai Residu Ialah nilai sisa suatu aktiva yang ditaksir pada akhir masa pemakaian aktiva diperusahaan. Nilai sisa suatu aktiva kerapkali tidak signifikan dan dapat disusutkan. Jika nilai sisa signifikan, nilai tersebut diestimasi pada tanggal perolehan atau pada tanggal dilakukannya revaluasi aktiva.
c.       Dasar Penyusutan/Sifat Aktiva. Sifat dan cara penggunaan aktiva dalam kegiatan usaha sangat berpengaruh pada penentuan besarnya biaya penyusutan. Misalnya mesin atau kendaraan bermotor adalah aktiva yang sifatnya bergerak. Oleh karena itu, cara penyusutannya berbeda dengan penyusutan atas gedung yang sifatnya statis.
d.   Umur Aktiva Ialah masa pemakaian aktiva dalam usaha. Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis. Umur teknis ialah umur aktiva sesuai dengan kriteria teknis aktiva. Umur ekonomis ialah jangka waktu pemanfaatannya secara ekonomis.

3.      Sebutkan jenis metode penyusutan dalam akuntansi dan yang mana dapat dipakai untuk keperluan perpajakan. Apakah perlakuan akuntansi dan perpajakan sama terhadap metode yang sama?
Jawab !
Metode penyusutan dalam akuntansi adalah :
1.      Berdasarkan Waktu :
a.       Metode Penyusutan Garis Lurus
b.      Metode Pembebanan Yang Menurun (penyusutan yang dipercepat) :
1)      Metode Jumlah Angka Tahun
2)      Metode Saldo Menurun/Saldo Menurun Ganda
2.      Berdasarkan Penggunaan :
a.       Metode Jam Jasa
b.      Jumlah Unit Produksi
3.      Berdasarkan Kriteria Lainnya :
a.       Metode Berdasarkan Jenis dan  Kelompok
b.      Metode Anuitas
c.       System Persediaan
Sesuai dengan UU No.10 Tahun 1994,karena dalam perpajakan tidak mengenal nilai sisa atau nilai residu. Maka, metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan fiscal adalah :
a)      Metode Garis Lurus
b)      Metode Saldo Menurun

4.      Apa perbedaan metode garis lurus dengan metode sum of the year’s digits method. Metode yang mana diantara kedua metode tersebut dapat digolongkan dalam metode penyusutan yang dipercepat?
Jawab!
Metode Garis Lurus (Straight Line Method). Metode ini dasar penyusutannya adalah harga perolehan dengan menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva ditarik dari penggunaannya. Metode  penyusutan garis lurus adalah salah satu metode yang dipakai dalam perpajakan. Hanya metode ini digunakan terhadap aktiva golongan bangunan. Tarif penyusutannya yang berlaku terhadap golongan bangunan adalah 5%, atau umur pemakainnya 20 tahun. Dasar penyustan golongan bangunan dalam perpajakan adalah harga perolehannya, taksiran nilai residu tidak dipertimbangkan.
Sedangkan Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year’s Digits Method) metode ini adalah salah satu metode penyusutan yang dipercepat. Dasar penyusutan dalam metode ini sama dengan metode garis lurus yaitu taksiran nilai buku aktiva  ( Nilai Perolehan - Taksiran Nilai Residu).

5.      Jelaskan metode saldo yang semakin menurun (declining balance method) menurut akuntansi komersial. Apakah metode tersebut sama dengan yang diterapkan dalam perpajakan? Jika sama dimana persamaannya?
Jawab!
Metode saldo menurun ini akan menghasilkan beban penyusutan yang menurun setiap periode. Metode ini beranggapan bahwa aktiva baru sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tersebut semakin lama semakin mengecil seiring dengan semakin tuanya aktiva tersebut. Tarif pajak dalam metode ini ditentukan terlebih dahulu dan besarnya sama untuk setiap tahun.

6.      Jelaskan perbedaan penyusutan menurut saldo menurun antara ketentuan perpajakan tahun 1983 dengn tahun 1994?
Jawab!
Penyusutan atas harta berwujud dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat dihitung dengan cara menerapkan tariff penyusutan atas nilai sisa buku dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan dengan syarat dilakukan secara taat asas. Sebelum revisi perpajakan tahun 1994 pernyataan sisa buku tidak diperkenankan.
Jadi pada tahun 1983 penyataan sisa buku atau nilai residu dalam perpajakan tidak diperkenankan, pada revisi tahun 1994 barulah pernyataan nilai residu di perkenankan dalam perpajakan.

7.      Jelaskan metode penyusutan satuan produksi dalam akuntansi apakah metode ini sepenuhnya diterapkan dalam perpajakan dan jenis usaha yang mana yang dapat menggunakan metode ini dalam perpajakan?
Jawab!
Metode satuan produksi adalah metode penyusutan yang mengalokasikan penyusutan ke periode-periode waktu berdasarkan satuan (unit) output yang dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan, metode ini menghasilkan beban penyusutan yang berbeda (fluktuatif) selama masa pemakaian aktiva, sebanding dengan perubahan  output yang dihasilkan.
.
Metode satuan produksi dapat dipakai dalam perpajakan namun hanya diperbolehkan terhadap usaha penambangan dan penebangan hutan. Metode satuan produksi diakukan dengan menerapkan persentasi amortisasi yang besarnya setiap tahun sama dengan persentase perbandingan antara realisasi penambangan minyak dan gas bumi pada tahun yang bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh kandungan minyak dan gas bumi dilokasi tersebut yang dapat diproduksi. Apabila ternyata jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari yang diperkirakan, sehingga masih terdapat sisa pengeluaran untuk memperoleh hak atau pengeluaran lain, maka atas sisa pengeluaran tersebut boleh dibebankan sekaligus dalam tahun pajak yang bersangkutan 

8.      Dalam akuntansi komersial dikenal metode penyusutan grup dan gabungan. Apakah metode ini sama dengan metode penyusutan yang diperkenankan dalam perpajakan.bila sama atau berbeda jelaskan persamaan dan perbedaannya?
Jawab!
Metode kelompok (group method) sering digunakan apabila aktiva bersangkutan cukup homogen dan memiliki masa manfaat yang hampir sama. Pendekatan gabungan (composite approach) digunakan apabila kativa bersifat heterogen dan memiliki umur manfaat yang berbeda. Perusahaan menentukan tarif penyusutan gabungan dengan membagi penyusutan per tahun dengan total biaya aktiva.waktu yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyusutkan aktivanya menurut metode komposit disebut sebagai umur komposit. (composite life).

9.      Jelaskan pengertian deplesi dan digunakan terhadap harta yang mana. Apakah islilah ini digunakan dalam perpajakan?
Jawab!
Deplesi ialah istilah yang digunakan dalam akuntansi untuk menyatakan penyusutan dalam usaha pertambangan dan pengusahaan hutan. Dalam perpajakan tidak menggunakan istilah deplesi, melainkan menggunakan istilah lain yaitu amortisasi.








10.  Jelaskan saat dimulainya penyusutan aktiva menurut akuntansi dan perpajakan?
Jawab!
Saat penyusutan dapat dimulai pada :
a.       Bulan dilakukannya pengeluaran,
b.      Untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut.
c.       Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
d.      Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, pada bulan harta tersebut mulai menghasilkan yakni saat mulai berproduksi dan bukan saat diterima atau diperolehnya penghasilan.

11.  Jelaskan saat penyusutan atas harta yang disewagunausahakan menurut ketentuan perpajakan?
Jawab!
Selama masa sewa guna usaha (lesse) tidak boleh atau diperkenankan melakukan penyusutan atas barang modalyang disewa guna usahakan sampai lesse menggunakan hak opssi untuk membeli. Setelah lesse menggunakan hak opssi untuk membeli modal tersebut lesse dapatmelakukan penyusutan, dan dasar penyusutannya adalah nilai sisa atau nilai residu value barang modal yang bersangkutan.

12.  Sebutkan 4 golongan harta yang dapat disusutkan dan berapa besar tarif penyusutannya?
Jawab!
Kelompok Harta Berwujud
Masa Manfaat
Tarif Penyusutan Sebagaimana Dimaksud Pada
Ayat (1)
Ayat (2)
1.      Bukan Bangunan :
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4

2.      Bangunan           :
Permanen
Tidak Permanen


4 Tahun
8 Tahun
16 Tahun
20 Tahun


20 Tahun
10 Tahun

25 %
12.5%
6.25 %
5 %


5 %
10 %

50 %
25 %
12.5 %
10 %


-
-
Metode Garis
Lurus
Metode Saldo Menurun


13.  Siapa yang mempunyai wewenang untuk menentukan jenis harta yang termaksud dalam masing-masing golongan harta?
Jawab!
Berdasarkan UU No.7 Tahun 1983, MENTERI KEUANGAN di beri wewenang untuk menentukan jenis-jenis harta yang termasuk dalam masinmg-masing golongan harta.

14.  Jelaskan penentuan dasar penyusutan harta dalam perpajakan dan akuntansi komersial?
Jawab!
Dasar penyusutan golongan harta 1, 2, dan 3 untuk suatu tahun pajak sama dengan jumlah awal pada tahun pajak untuk golongan harta itu ditambah dengan tambahan, perbaikan, atau perubahan dan dikurangkan dengan pengurangan.Dasar penyusutan terhadap harta golongan 1, 2 dan 3 sama dengan dasar penyusutan tahun sebelumnya dikurangi dengan jumlah penyusutan atau nilai buku. Nilai residu tidak dipertimbangkan dalam penghitungan dasar penyusutan.

15.  Jelaskan penentuan nilai perolehan suatu harta apabila harta tersebut diperoleh melalui karena tukar menukar.?
Jawab!
Ada dua jenis pertukaran dalam metode akuntansi yaitu pertukaran aktiva yang tidak serupa ( exchanges of dissimilar assets ) dan pertukaran aktiva serupa ( exchanges of similar assets ). Biaya perolehan aktiva baru melalui pertukaran aktiva yang tidak serupa diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau diperoleh, yang mana lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.
Dalam akuntansi komersial dikenal  dua jenis tukar menukar yaitu transaksi tukar menukar harta yang sejenis dan yang tidak sejenis. Nilai harta yang diperoleh melalui tukar menukar dicatat berdasarkan harga pasarnya. Selisih harga pasar dengan nilai buku dicatat sebagai keuntungan atau kerugian. Nilai harta yang diperoleh melalui transaksi tukar menukar harta yang tidak sejenis dicatat sesuai dengan nilai buku harta yang diserahkan.
Sementara menurut perpajakan. Harta yang diperoleh berdasarkan transaksi tkar menukar dengan harta lain, nilai perolehan atau nilai penjualannya adalah jumlah seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.




B.     Soal
1.      Pada 1 Desember 1990 PT Karisma membeli mesin dengan harga Rp.15.000.000. Umur mesin tersebut ditaksir 10 Tahun atau dengan 200.000 unit. Pembelian  dilakukan dengan cara :
Tunai                                                                                                   Rp.  2.000.000
Ditukar dengan mesin lama                                                                Rp.  3.000.000
Sisanya diangsur selam 10 bulan
dengan pembayaran Rp.1.100.000     Rp.11.000.000
                                                                                                            Rp.16.000.000

Nilai residu mesin ditaksir sebesar Rp.1.000.000. Menurut perpajakan harta ini digolongkan kedalam golongan harta 2.
Diminta:
1)      Menghitung besarnya penyusutan pada tahun 1991 dan 1992 dengan metode:
a)      Metode garis lurus
b)      Sum of the yeas’s digits
c)      Metode dengan saldo yang semakin menurun
d)     Unit produksi dengan asumsi jumlah produksi tahun 1991 15.000 unit dan 1992 25.000.
2)      Kapan penyusutan menurut perpajakan dapat dilakukan dan berapa besarnya penyusutan tersebut
3)      Seandainya mesin tersebut dibeli tahun 1995 hitung besarnya penyusutan sesuai dengan besarnya metode saldo menurun.

Jawab!
1)      Menghitung Besarnya Depresiasi Tahun 1991& 1992:
a)       Metode Garis Lurus:
Tahun
Beban Depresiasi
Akumulasi Depresiasi
Nilai Buku



Rp. 15.000.000
1991
Rp.1.400.000
Rp.1.400.000
Rp. 13.600.000
1992
Rp.1.400.000
Rp.2.800.000
Rp. 12.200.000

b)      Sum Of the Year’s Digits

Tahun
Bobot
Tarif Depresiasi
1
10
10/55
2
9
9/55
3
8
8/55
4
7
7/55
5
6
6/55
6
5
5/55
7
4
4/55
8
3
3/55
9
2
2/55
10
1
1/55

Depresiasi tahun 1991 & 1992 adalah:
Tahun
Beban Depresiasi
Akumulasi Depresiasi
Nilai Buku



Rp.15.000.000
1991
10/55 XRp.14.000.000=Rp.2.250.000
Rp.2.520.000
Rp.12.480.000
1992
  9/55 XRp.14.000.000= Rp.2.240.000
Rp. 4.760.000
Rp.10.240.000

c)      Metode Saldo Menurun :


Tahun
Beban Depresiasi
Akumulasi Depresiasi
Nilai Buku



Rp.15.000.000
1991
20% X Rp.15.000.000=Rp. 3.000.000
Rp.3.000.000
Rp12.000.000
1992
20% X Rp.12.000.000= Rp.2.400.000
Rp. 7.400.000
Rp.9.600.000

d)     Metode Unit Produksi :
·         Beban Depresiasi tahun 1991
Rp.70 X 15.000 unit = Rp.1.050.000
·         Beban depresiasi tahun 1992
Rp.70 X 25.000unit = Rp. 1.750.000
2)      Kapan  Penyusutan Menurut Perpajakan Dimulai:
a.       Penyusutan dimulai pada tahun harta yang bersangkutan disewagunakan.
b.      Bulan dilakukannya pengeluaran, Untuk harta yang masih dalam pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan pengerjaan harta tersebut selesai.
c.       Dengan ijin dari Direktur Jendral Pajak, penyusutan dapat dimulai bulan harta berwujud mulai digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta tersebut mulai menghasilkan.
3)      Penyusutan tahun 1995 dengan Metode Saldo Menurun :




2.      Golongan harta berupa mesin yang dibeli oleh PT Setara pada 31 Desember 1984 dicatat dengan dasar Metode Penyusutan Gabungan (composite basis).

Mesin
Nilai Perolehan
Nilai Residu
Umur
A
Rp. 17.000.000
Rp 2.000.000
15 Tahun
B
Rp. 13.000.000
Rp 1.000.000
10 Tahun
C
Rp. 10.000.000
Rp 1.000.000
10 Tahun
D
Rp.   5.000.000
Rp 1.000.000
  5 Tahun
Diminta :
a)      Menghitung umur mesin berdasarkan metode gabungan
b)      Menghitung besarnya tarif penyusutan gabungan
c)      Menghitung besarnya biaya penyusutan komersial untuk setiap tahun
d)     Menghitung besarnya biaya penyusutan fiscal pada tahun 1984 dan 1985 jika mesin tersebut digolongkan kedalam harta golongan 1
e)      Apakah besarnya penyusutan sama menurut perpajakan sebelum perubahan dan setelah perubahan

Jawab!

Mesin
Nilai Perolehan
Nilai Residu
Jumlah
Penyusutan
Umur
Penyusutan Tiap Tahun
A
17.000.000
2.000.000
15.000.000
15 Tahun
1.000.000
B
13.000.000
1.000.000
12.000.000
10 Tahun
1.200.000
C
10.000.000
1.000.000
9.000.000
10 Tahun
900.000
D
5.000.000
1.000.000
4.000.000
  5 Tahun
800.000
Jumlah
45.000.0 00
5.000.000
40.000.000

3.900.000

a)       Umur Mesin Berdasarkan Metode Gabungan :

b)      Menghitung Besarnya Tarif Penyusutan:
 


c)       Menghitung Biaya Penyusutan Komersil Setiap Tahun:
Tahun
Beban Depresiasi
Akumulasi Depresiasi
Nilai Buku



45.000.000
1984
3.915.000
3.915.000
41.085.000
1985
3.915.000
7.830.000
37.170.000
1986
3.915.000
11.746.000
33.225.000
1987
3.915.000
15.660.000
29.340.000
1998
3.915.000
19.575.000
25.425.000
1999
3.915.000
23.490.000
21.510.000
1990
3.915.000
27.405.000
17.595.000
1991
3.915.000
31.320.000
13.680.000
1992
3.915.000
35.235.000
9.765.000
1993
3.915.000
39.150.000
5.850.000

d)     Mengitung Besarnya Biaya Penyusutan Fiscal Pada Tahun 1984 & 1985 :
1)      Metode Garis Lurus  :
Penyusutan tahun 1984
Penyusutan tahun 1985
2)      Metode Saldo Menurun  :
Penyusutan tahun 1984
Penyusutan tahun 1985
                         
e)      Besarnaya penyusutan menurut perpajakan  apabila menggunakan metode garis lurus adalah sama  setiap tahunnya, namun apabila penyusutan itu dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun maka besarnaya penyusutan setiap tahunnya tidak sama besar.











3.      Sampai akhir tahun 1995 rekening property milik PT. Property Jaya menunjukkan keterangan sebagai berikut:

DEBET
15 Januari           Biaya Lokasi Pembagunan                           Rp   18,5 Miliar
15 Januari           Biaya Pembongkaran Bangunan Tua          Rp.    2,5 Miliar
  6 Oktober         Pembayaran Kontrak Pembagunan yang
                        Diselesaikan Tanggal 6 Agustus                  Rp.  80.0 Miliar
15 Oktober         Biaya Lain-Lain (Pembagunan)                   Rp.    6.0 Miliar
                        Jumlah Debet                                              Rp.107,0 Miliar

KREDIT
31 Maret             Penjualan Sisa Bongkar Bangunan             Rp. 4.0 Miliar
31 Desember        Penyusutan Bangunan Tahun 1991*          Rp. 4,12 Miliar
                             Jumlah Kredit                                            Rp. 8,12 Miliar


* Besarnya biaya penyusutan dihitung dengan cara :
( Rp.107.0 Miliar – Rp. 4.0 Miliar = Rp. 103 Miliar X 4 % = Rp. 4.12 Miliar)
Penyusutan ini dibebankan sebagai biaya penyusutan.

Diminta :
a)      Menghitung besarnya nilai tanah dan bangunan menurut akuntansi komersil dan fiscal
b)      Besarnya penyusutan bangunan menurut akuntansi komersil apabila metode penyusutan yang digunakan adalah Metode Garis Lurus dengan tarif 4%  setahun
c)      Besarnya penyusutan bangunan sesuai dengan ketentuan fiscal.
Jawab!
a)      Menurut Akuntansi
Harga perolehan                                              Rp.107.0   Miliar
Biaya penyusutan                                            (Rp.   4,12 Miliar)
Nilai tanah dan bangunan                               Rp. 102,88 Miliar
b)      Besarnya Penyusutan Bangunan Menurut Akuntansi
Biaya Penyusutan = Harga Perolehan X Tarif Penyusutan
                                   = Rp. 107,0 Miliar X 4 %
                                   = Rp.   4,28 Miliar
c)      Penyusutan bangunan untuk tahun 1995 adalah sebesar :
5 % x Rp.18.500.000.000 = Rp.925.000.000

Komentar

  1. Maaf mau tanya kalo jawaban yang bagian c soal nomer 3 penyusutan bangunan untuk tahun 1995 adalah sebesar : 5% x Rp.18.500.000.000 = Rp.925.000.000. Dapet angka 18.500.000.000 dari mananya ya? Mohon Dijawab. Tks.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rencana, Pendekatan, Lingkup dan Setting Penelitian

Pengertian Biaya & Penggolongan Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF