Soal Perhitungan Akuntansi Perpajakan
Tugas 2 !
1. Perhatikan
transaksi berikut ini :
a.
Di beli sebuah bangunan dengan harga Rp.100.000.000,
yang memiliki masa manfaat selama 20 tahun.
b.
Di beli sebuah bangunan dengan harga Rp.50.000.000,
yang memiliki masa manfaat selama 10 tahun.
Berdasarkan data di atas hitunglah
besarnya penyusutan tiap tahunnnya?
Jawab :
a.
Diketahui : Harga
Bangunan Rp.100.000.000
Masa Manfaat 20 Tahun.
Ditanyakan
: Besarnya Penyusutan ?
Penyelesaian
:
Maka, besarnya tarif penyusutan tiap
tahunnya adalah sebesar 5 %
b.
Diketahui : Harga
Bangunan Rp.50.000.000
Masa Manfaat 10 Tahun.
Ditanyakan
: Besarnya Penyusutan ?
Penyelesaian
:
Maka, besarnya tarif penyusutan tiap
tahunnya adalah sebesar 10 %
2. Di beli kendaraan seharga Rp.200.000.000, nilai residu
Rp.10.000.000, masa manfaat 4 tahun. Hitunglah besar penyusutan tiap tahunnya
dengan menggunakan metode garis lurus dan metode saldo menurun menurut
perpajakan dan komersial?
Jawab
:
·
Metode Garis
Lurus
Ø Perpajakan
Maka,
besarnya tarif penyusutan tiap tahunnya adalah sebesar 25 %
Ø Komersial
Maka,
besarnya tarif penyusutan tiap tahunnya adalah sebesar 25 %
·
Metode Saldo
Menurun
Tahun
|
Nilai Buku
|
Tarif
|
Penyusutan
|
1
|
200.000.000
|
50 %
|
100.000.000
|
2
|
100.000.000
|
50 %
|
50.000.000
|
3
|
50.000.000
|
50 %
|
25.000.000
|
4
|
25.000.000
|
50 %
|
12.500.000
|
Jumlah
|
187.500.000
|
A.
Pertanyaan
1.
Jelaskan pengertian penyusutan dan amortisasi
dalam akuntansi dan perpajakan. Mengapa harta tetap harus disusutkan?
Jawab!
Penyusutan
(depreciation) didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan
biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama
periode yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva
tersebut.Istilah penyusutan sering digunakan untuk menunjukkan bahwa aktiva
tetap berwujud telah menurun nilainya. Apabila sumber daya alam yang terlibat
(seperti kayu, minyak, batu bara) maka istilah yang digunakan adalah deplesi
(depletion). Ketika aktiva tidak berwujud seperti paten atau goodwill telah habis
masa berlakunya, hal tersebut disebut amortisasi (amortization)
Semua
Aktiva Tetap kecuali tanah (pegecualian untuk tanah digunakan untuk usaha
keramik, genteng, batu bata) selalu mengalami pengurangan nilai dari satu
periode ke periode berikutnya, hal ini mengakibatkan nilai aktiva tetap akan
menjadi turun apabila sudah dipakai atau digunakan dalam periode tertentu,
peristiwa ini dalam akuntansi dikenal adanya penyusutan aktiva tetap. Pada
dasarnya, tujuan penyusutan (depreciation) dan amortisasi aktiva tetap
prinsipnya sama baik secara Fiskal dan Akuntansi (komersial) yaitu untuk
mengalokasikan nilai perolehan ke masa manfaat aktiva tetap dan harta tak
berwujud tersebut untuk dapat dibebankan sebagai biaya dalam menghitung laba
neto.
2.
Faktor apa yang harus dipertimbangkan dalam
menghitung besarnya biaya penyusutan dalam akuntansi komersial?
Jawab!
a.
Nilai Perolehan Aktiva Yaitu
pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan sampai aktiva bersangkutan siap dipakai.
b.
Nilai Residu Ialah nilai sisa suatu aktiva yang
ditaksir pada akhir masa pemakaian aktiva diperusahaan. Nilai sisa suatu aktiva
kerapkali tidak signifikan dan dapat disusutkan. Jika nilai sisa signifikan,
nilai tersebut diestimasi pada tanggal perolehan atau pada tanggal dilakukannya
revaluasi aktiva.
c.
Dasar Penyusutan/Sifat Aktiva. Sifat dan cara
penggunaan aktiva dalam kegiatan usaha sangat berpengaruh pada penentuan
besarnya biaya penyusutan. Misalnya mesin atau kendaraan bermotor adalah aktiva
yang sifatnya bergerak. Oleh karena itu, cara penyusutannya berbeda dengan
penyusutan atas gedung yang sifatnya statis.
d.
Umur Aktiva Ialah masa pemakaian aktiva dalam
usaha. Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis. Umur
teknis ialah umur aktiva sesuai dengan kriteria teknis aktiva. Umur ekonomis
ialah jangka waktu pemanfaatannya secara ekonomis.
3.
Sebutkan jenis metode penyusutan dalam akuntansi
dan yang mana dapat dipakai untuk keperluan perpajakan. Apakah perlakuan
akuntansi dan perpajakan sama terhadap metode yang sama?
Jawab
!
Metode penyusutan
dalam akuntansi adalah :
1. Berdasarkan
Waktu :
a. Metode
Penyusutan Garis Lurus
b. Metode
Pembebanan Yang Menurun (penyusutan yang dipercepat) :
1)
Metode Jumlah Angka Tahun
2)
Metode Saldo Menurun/Saldo Menurun Ganda
2. Berdasarkan
Penggunaan :
a. Metode
Jam Jasa
b. Jumlah
Unit Produksi
3.
Berdasarkan Kriteria Lainnya :
a.
Metode Berdasarkan Jenis dan Kelompok
b.
Metode Anuitas
c.
System Persediaan
Sesuai dengan UU No.10 Tahun 1994,karena
dalam perpajakan tidak mengenal nilai sisa atau nilai residu. Maka, metode
penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan fiscal adalah :
a) Metode
Garis Lurus
b) Metode
Saldo Menurun
4.
Apa perbedaan metode garis lurus dengan metode sum of the year’s digits method. Metode
yang mana diantara kedua metode tersebut dapat digolongkan dalam metode penyusutan
yang dipercepat?
Jawab!
Metode Garis Lurus (Straight Line
Method). Metode ini dasar penyusutannya adalah harga perolehan dengan
menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa
fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami
tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva
ditarik dari penggunaannya. Metode penyusutan garis lurus adalah salah satu
metode yang dipakai dalam perpajakan. Hanya metode ini digunakan terhadap aktiva
golongan bangunan. Tarif penyusutannya yang berlaku terhadap golongan bangunan
adalah 5%, atau umur pemakainnya 20 tahun. Dasar penyustan golongan bangunan
dalam perpajakan adalah harga perolehannya, taksiran nilai residu tidak
dipertimbangkan.
Sedangkan Metode Jumlah Angka Tahun (Sum
of the Year’s Digits Method) metode ini adalah salah satu metode penyusutan
yang dipercepat. Dasar penyusutan dalam metode ini sama dengan metode garis
lurus yaitu taksiran nilai buku aktiva (
Nilai Perolehan - Taksiran Nilai Residu).
5.
Jelaskan metode saldo yang semakin menurun (declining balance method) menurut
akuntansi komersial. Apakah metode tersebut sama dengan yang diterapkan dalam
perpajakan? Jika sama dimana persamaannya?
Jawab!
Metode saldo menurun ini akan menghasilkan beban
penyusutan yang menurun setiap periode. Metode ini beranggapan bahwa aktiva
baru sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan
aktiva tersebut semakin lama semakin mengecil seiring dengan semakin tuanya
aktiva tersebut. Tarif pajak dalam metode ini ditentukan terlebih dahulu dan
besarnya sama untuk setiap tahun.
6.
Jelaskan perbedaan penyusutan menurut saldo
menurun antara ketentuan perpajakan tahun 1983 dengn tahun 1994?
Jawab!
Penyusutan atas harta berwujud dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun
selama masa manfaat dihitung dengan cara menerapkan tariff penyusutan atas
nilai sisa buku dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan dengan
syarat dilakukan secara taat asas. Sebelum revisi perpajakan tahun 1994
pernyataan sisa buku tidak diperkenankan.
Jadi pada tahun 1983 penyataan sisa buku atau nilai residu dalam
perpajakan tidak diperkenankan, pada revisi tahun 1994 barulah pernyataan nilai
residu di perkenankan dalam perpajakan.
7.
Jelaskan metode penyusutan satuan produksi dalam
akuntansi apakah metode ini sepenuhnya diterapkan dalam perpajakan dan jenis
usaha yang mana yang dapat menggunakan metode ini dalam perpajakan?
Jawab!
Metode satuan produksi adalah metode penyusutan yang mengalokasikan penyusutan
ke periode-periode waktu berdasarkan satuan (unit) output yang dihasilkan oleh
aktiva yang bersangkutan, metode ini menghasilkan beban penyusutan yang berbeda
(fluktuatif) selama masa pemakaian aktiva, sebanding dengan perubahan output yang dihasilkan.
.
Metode satuan produksi dapat dipakai dalam perpajakan namun hanya
diperbolehkan terhadap usaha penambangan dan penebangan hutan. Metode satuan
produksi diakukan dengan menerapkan persentasi amortisasi yang besarnya setiap
tahun sama dengan persentase perbandingan antara realisasi penambangan minyak
dan gas bumi pada tahun yang bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh
kandungan minyak dan gas bumi dilokasi tersebut yang dapat diproduksi. Apabila
ternyata jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari yang diperkirakan,
sehingga masih terdapat sisa pengeluaran untuk memperoleh hak atau pengeluaran
lain, maka atas sisa pengeluaran tersebut boleh dibebankan sekaligus dalam
tahun pajak yang bersangkutan
8.
Dalam akuntansi komersial dikenal metode penyusutan
grup dan gabungan. Apakah metode ini sama dengan metode penyusutan yang
diperkenankan dalam perpajakan.bila sama atau berbeda jelaskan persamaan dan
perbedaannya?
Jawab!
Metode kelompok
(group method) sering digunakan
apabila aktiva bersangkutan cukup homogen dan memiliki masa manfaat yang hampir
sama. Pendekatan gabungan (composite
approach) digunakan apabila kativa bersifat heterogen dan memiliki umur
manfaat yang berbeda. Perusahaan menentukan tarif penyusutan gabungan dengan
membagi penyusutan per tahun dengan total biaya aktiva.waktu yang diperlukan
oleh perusahaan untuk menyusutkan aktivanya menurut metode komposit disebut
sebagai umur komposit. (composite life).
9. Jelaskan
pengertian deplesi dan digunakan terhadap harta yang mana. Apakah islilah ini
digunakan dalam perpajakan?
Jawab!
Deplesi ialah istilah yang digunakan dalam
akuntansi untuk menyatakan penyusutan dalam usaha pertambangan dan pengusahaan
hutan. Dalam perpajakan tidak menggunakan istilah deplesi, melainkan menggunakan
istilah lain yaitu amortisasi.
10.
Jelaskan saat dimulainya penyusutan aktiva
menurut akuntansi dan perpajakan?
Jawab!
Saat penyusutan dapat dimulai pada :
a. Bulan
dilakukannya pengeluaran,
b. Untuk
harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan
selesainya pengerjaan harta tersebut.
c. Dengan
persetujuan Direktur Jenderal Pajak, pada bulan harta tersebut digunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
d. Dengan
persetujuan Direktur Jenderal Pajak, pada bulan harta tersebut mulai
menghasilkan yakni saat mulai berproduksi dan bukan saat diterima atau
diperolehnya penghasilan.
11.
Jelaskan saat penyusutan atas harta yang disewagunausahakan
menurut ketentuan perpajakan?
Jawab!
Selama
masa sewa guna usaha (lesse) tidak boleh atau diperkenankan melakukan
penyusutan atas barang modalyang disewa guna usahakan sampai lesse menggunakan
hak opssi untuk membeli. Setelah lesse menggunakan hak opssi untuk membeli
modal tersebut lesse dapatmelakukan penyusutan, dan dasar penyusutannya adalah
nilai sisa atau nilai residu value barang modal yang bersangkutan.
12.
Sebutkan 4 golongan harta yang dapat disusutkan
dan berapa besar tarif penyusutannya?
Jawab!
Kelompok Harta Berwujud
|
Masa Manfaat
|
Tarif Penyusutan Sebagaimana Dimaksud
Pada
|
|
Ayat (1)
|
Ayat (2)
|
||
1. Bukan
Bangunan :
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
2. Bangunan :
Permanen
Tidak
Permanen
|
4
Tahun
8
Tahun
16
Tahun
20
Tahun
20
Tahun
10
Tahun
|
25
%
12.5%
6.25
%
5
%
5
%
10
%
|
50
%
25
%
12.5
%
10
%
-
-
|
Metode
Garis
Lurus
|
Metode Saldo
Menurun
|
13.
Siapa yang mempunyai wewenang untuk menentukan
jenis harta yang termaksud dalam masing-masing golongan harta?
Jawab!
Berdasarkan UU No.7 Tahun 1983, MENTERI KEUANGAN di beri wewenang untuk
menentukan jenis-jenis harta yang termasuk dalam masinmg-masing golongan harta.
14.
Jelaskan penentuan dasar penyusutan harta dalam
perpajakan dan akuntansi komersial?
Jawab!
Dasar penyusutan golongan harta 1, 2, dan 3 untuk suatu
tahun pajak sama dengan jumlah awal pada tahun pajak untuk golongan harta itu
ditambah dengan tambahan, perbaikan, atau perubahan dan dikurangkan dengan
pengurangan.Dasar penyusutan terhadap harta golongan 1, 2 dan 3 sama dengan
dasar penyusutan tahun sebelumnya dikurangi dengan jumlah penyusutan atau nilai
buku. Nilai residu tidak dipertimbangkan dalam penghitungan dasar penyusutan.
15. Jelaskan
penentuan nilai perolehan suatu harta apabila harta tersebut diperoleh melalui
karena tukar menukar.?
Jawab!
Ada dua jenis pertukaran dalam metode akuntansi yaitu
pertukaran aktiva yang tidak serupa ( exchanges
of dissimilar assets ) dan pertukaran aktiva serupa ( exchanges of similar assets ). Biaya perolehan aktiva baru melalui
pertukaran aktiva yang tidak serupa diukur pada nilai wajar aktiva yang
dilepaskan atau diperoleh, yang mana lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar
aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas
yang ditransfer.
Dalam akuntansi komersial dikenal dua jenis tukar menukar yaitu transaksi tukar
menukar harta yang sejenis dan yang tidak sejenis. Nilai harta yang diperoleh
melalui tukar menukar dicatat berdasarkan harga pasarnya. Selisih harga pasar
dengan nilai buku dicatat sebagai keuntungan atau kerugian. Nilai harta yang
diperoleh melalui transaksi tukar menukar harta yang tidak sejenis dicatat
sesuai dengan nilai buku harta yang diserahkan.
Sementara menurut perpajakan. Harta yang diperoleh
berdasarkan transaksi tkar menukar dengan harta lain, nilai perolehan atau
nilai penjualannya adalah jumlah seharusnya dikeluarkan atau diterima
berdasarkan harga pasar.
B.
Soal
1.
Pada 1 Desember 1990 PT Karisma membeli
mesin dengan harga Rp.15.000.000. Umur mesin tersebut ditaksir 10 Tahun atau
dengan 200.000 unit. Pembelian dilakukan
dengan cara :
Tunai Rp. 2.000.000
Ditukar
dengan mesin lama Rp. 3.000.000
Sisanya
diangsur selam 10 bulan
dengan
pembayaran Rp.1.100.000 Rp.11.000.000
Rp.16.000.000
Nilai
residu mesin ditaksir sebesar Rp.1.000.000. Menurut perpajakan harta ini
digolongkan kedalam golongan harta 2.
Diminta:
1) Menghitung
besarnya penyusutan pada tahun 1991 dan 1992 dengan metode:
a) Metode
garis lurus
b) Sum
of the yeas’s digits
c) Metode
dengan saldo yang semakin menurun
d) Unit
produksi dengan asumsi jumlah produksi tahun 1991 15.000 unit dan 1992 25.000.
2) Kapan
penyusutan menurut perpajakan dapat dilakukan dan berapa besarnya penyusutan
tersebut
3) Seandainya
mesin tersebut dibeli tahun 1995 hitung besarnya penyusutan sesuai dengan
besarnya metode saldo menurun.
Jawab!
1) Menghitung
Besarnya Depresiasi Tahun 1991& 1992:
a) Metode Garis Lurus:
Tahun
|
Beban Depresiasi
|
Akumulasi Depresiasi
|
Nilai Buku
|
|
|
|
Rp.
15.000.000
|
1991
|
Rp.1.400.000
|
Rp.1.400.000
|
Rp.
13.600.000
|
1992
|
Rp.1.400.000
|
Rp.2.800.000
|
Rp.
12.200.000
|
b) Sum
Of the Year’s Digits
Tahun
|
Bobot
|
Tarif Depresiasi
|
1
|
10
|
10/55
|
2
|
9
|
9/55
|
3
|
8
|
8/55
|
4
|
7
|
7/55
|
5
|
6
|
6/55
|
6
|
5
|
5/55
|
7
|
4
|
4/55
|
8
|
3
|
3/55
|
9
|
2
|
2/55
|
10
|
1
|
1/55
|
Depresiasi tahun 1991 & 1992
adalah:
Tahun
|
Beban Depresiasi
|
Akumulasi Depresiasi
|
Nilai Buku
|
|
|
|
Rp.15.000.000
|
1991
|
10/55 XRp.14.000.000=Rp.2.250.000
|
Rp.2.520.000
|
Rp.12.480.000
|
1992
|
9/55 XRp.14.000.000= Rp.2.240.000
|
Rp.
4.760.000
|
Rp.10.240.000
|
c) Metode
Saldo Menurun :
Tahun
|
Beban Depresiasi
|
Akumulasi Depresiasi
|
Nilai Buku
|
|
|
|
Rp.15.000.000
|
1991
|
20% X Rp.15.000.000=Rp. 3.000.000
|
Rp.3.000.000
|
Rp12.000.000
|
1992
|
20% X Rp.12.000.000= Rp.2.400.000
|
Rp. 7.400.000
|
Rp.9.600.000
|
d) Metode
Unit Produksi :
·
Beban Depresiasi tahun 1991
Rp.70 X 15.000 unit = Rp.1.050.000
·
Beban depresiasi tahun 1992
Rp.70 X 25.000unit = Rp. 1.750.000
2)
Kapan Penyusutan Menurut Perpajakan Dimulai:
a.
Penyusutan dimulai pada tahun harta yang bersangkutan disewagunakan.
b.
Bulan dilakukannya pengeluaran, Untuk harta yang masih
dalam pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan pengerjaan harta tersebut
selesai.
c.
Dengan ijin dari Direktur Jendral Pajak, penyusutan
dapat dimulai bulan harta berwujud mulai digunakan untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta tersebut mulai menghasilkan.
3) Penyusutan
tahun 1995 dengan Metode Saldo Menurun :
2.
Golongan harta berupa mesin yang dibeli oleh
PT Setara pada 31 Desember 1984 dicatat dengan dasar Metode Penyusutan Gabungan
(composite basis).
Mesin
|
Nilai Perolehan
|
Nilai Residu
|
Umur
|
A
|
Rp. 17.000.000
|
Rp 2.000.000
|
15
Tahun
|
B
|
Rp. 13.000.000
|
Rp 1.000.000
|
10
Tahun
|
C
|
Rp. 10.000.000
|
Rp 1.000.000
|
10
Tahun
|
D
|
Rp. 5.000.000
|
Rp 1.000.000
|
5 Tahun
|
Diminta :
a) Menghitung
umur mesin berdasarkan metode gabungan
b) Menghitung
besarnya tarif penyusutan gabungan
c) Menghitung
besarnya biaya penyusutan komersial untuk setiap tahun
d) Menghitung
besarnya biaya penyusutan fiscal pada tahun 1984 dan 1985 jika mesin tersebut
digolongkan kedalam harta golongan 1
e) Apakah
besarnya penyusutan sama menurut perpajakan sebelum perubahan dan setelah
perubahan
Jawab!
Mesin
|
Nilai
Perolehan
|
Nilai
Residu
|
Jumlah
Penyusutan
|
Umur
|
Penyusutan
Tiap Tahun
|
A
|
17.000.000
|
2.000.000
|
15.000.000
|
15 Tahun
|
1.000.000
|
B
|
13.000.000
|
1.000.000
|
12.000.000
|
10 Tahun
|
1.200.000
|
C
|
10.000.000
|
1.000.000
|
9.000.000
|
10 Tahun
|
900.000
|
D
|
5.000.000
|
1.000.000
|
4.000.000
|
5
Tahun
|
800.000
|
Jumlah
|
45.000.0 00
|
5.000.000
|
40.000.000
|
|
3.900.000
|
a) Umur Mesin Berdasarkan Metode Gabungan :
b) Menghitung
Besarnya Tarif Penyusutan:
c) Menghitung Biaya Penyusutan Komersil Setiap
Tahun:
Tahun
|
Beban Depresiasi
|
Akumulasi Depresiasi
|
Nilai Buku
|
|
|
|
45.000.000
|
1984
|
3.915.000
|
3.915.000
|
41.085.000
|
1985
|
3.915.000
|
7.830.000
|
37.170.000
|
1986
|
3.915.000
|
11.746.000
|
33.225.000
|
1987
|
3.915.000
|
15.660.000
|
29.340.000
|
1998
|
3.915.000
|
19.575.000
|
25.425.000
|
1999
|
3.915.000
|
23.490.000
|
21.510.000
|
1990
|
3.915.000
|
27.405.000
|
17.595.000
|
1991
|
3.915.000
|
31.320.000
|
13.680.000
|
1992
|
3.915.000
|
35.235.000
|
9.765.000
|
1993
|
3.915.000
|
39.150.000
|
5.850.000
|
d) Mengitung
Besarnya Biaya Penyusutan Fiscal Pada Tahun 1984 & 1985 :
1) Metode
Garis Lurus :
Penyusutan tahun 1984
Penyusutan tahun 1985
2) Metode
Saldo Menurun :
Penyusutan tahun 1984
Penyusutan tahun 1985
e) Besarnaya
penyusutan menurut perpajakan apabila
menggunakan metode garis lurus adalah sama
setiap tahunnya, namun apabila penyusutan itu dihitung dengan
menggunakan metode saldo menurun maka besarnaya penyusutan setiap tahunnya
tidak sama besar.
3.
Sampai akhir tahun 1995 rekening property
milik PT. Property Jaya menunjukkan keterangan sebagai berikut:
DEBET
15
Januari Biaya Lokasi
Pembagunan Rp 18,5 Miliar
15
Januari Biaya Pembongkaran
Bangunan Tua Rp. 2,5 Miliar
6 Oktober Pembayaran
Kontrak Pembagunan yang
Diselesaikan Tanggal 6
Agustus Rp.
80.0 Miliar
15 Oktober Biaya Lain-Lain (Pembagunan) Rp. 6.0 Miliar
Jumlah Debet Rp.107,0
Miliar
KREDIT
31
Maret Penjualan Sisa Bongkar Bangunan
Rp. 4.0 Miliar
31
Desember Penyusutan Bangunan
Tahun 1991* Rp. 4,12 Miliar
Jumlah
Kredit Rp.
8,12 Miliar
|
* Besarnya biaya penyusutan
dihitung dengan cara :
( Rp.107.0 Miliar – Rp. 4.0 Miliar = Rp. 103 Miliar X 4 % =
Rp. 4.12 Miliar)
Penyusutan ini dibebankan sebagai biaya penyusutan.
Diminta
:
a) Menghitung
besarnya nilai tanah dan bangunan menurut akuntansi komersil dan fiscal
b) Besarnya
penyusutan bangunan menurut akuntansi komersil apabila metode penyusutan yang
digunakan adalah Metode Garis Lurus dengan tarif 4% setahun
c) Besarnya
penyusutan bangunan sesuai dengan ketentuan fiscal.
Jawab!
a) Menurut
Akuntansi
Harga perolehan Rp.107.0
Miliar
Biaya penyusutan (Rp. 4,12 Miliar)
Nilai tanah dan bangunan Rp.
102,88 Miliar
b) Besarnya
Penyusutan Bangunan Menurut Akuntansi
Biaya Penyusutan = Harga Perolehan X Tarif Penyusutan
= Rp. 107,0 Miliar X 4 %
= Rp.
4,28 Miliar
c)
Penyusutan bangunan untuk tahun 1995 adalah
sebesar :
5 % x Rp.18.500.000.000
= Rp.925.000.000
Maaf mau tanya kalo jawaban yang bagian c soal nomer 3 penyusutan bangunan untuk tahun 1995 adalah sebesar : 5% x Rp.18.500.000.000 = Rp.925.000.000. Dapet angka 18.500.000.000 dari mananya ya? Mohon Dijawab. Tks.
BalasHapus