Model-Model Pembelajaran
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN
1.
EXAMPLES NON
EXAMPLES
CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN
DENGAN KD
- Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
- Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
- Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
- Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
- Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
- Kesimpulan
Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai
materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP,
dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian
gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, valuasi dan
refleksi.
2. PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Menyajikan materi sebagai pengantar
- Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
- Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
- Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
- Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
- Kesimpulan/rangkuman
Sajian informasi
kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi,
siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi
urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar,
penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
3.
NUMBERED HEADS
TOGETHER (KEPALA BERNOMOR) (SPENCER KAGAN,
1992)
Langkah-langkah :
- Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
- Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
- Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
- Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
- Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
- Kesimpulan
NHT
adalah salah satu tipe dari pembelajaran
koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa
memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap
kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp
siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok,
presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing
sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap
siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.
4.
COOPERATIVE
SCRIPT (DANSEREAU CS., 1985)
metode belajar
dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,
bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
- Guru membagi siswa untuk berpasangan
- Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
- Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
- Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar
:
·
Menyimak/mengoreksi/menunjukkan
ide-ide pokok yang kurang lengkap
·
Membantu
mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
- Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
- Penutup
Buat kelompok berpasangan sebangku, bagikan
wacana materi bahan ajar, siswa mempelajari wacana dan membuat rangkuman,
sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi, bertukar
peran, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
5.
KEPALA BERNOMOR
STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :
- Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
- Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal.
Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil
pekerjaan dan seterusnya.
- Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
- Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
- Kesimpulan
6.
STUDENT
TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TIM SISWA
KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
- Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
- Guru menyajikan pelajaran
- Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
- Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
- Memberi evaluasi
- Kesimpulan
STAD
adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat
kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara
kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis
individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor
tim dan individual dan berikan reward.
7.
JIGSAW (MODEL TIM
AHLI)
(ARONSON,
BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)
Langkah-langkah :
- Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
- Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
- Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
- Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
- Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
- Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
- Guru memberi evaluasi
- Penutup
Model
pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut
ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan
ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam
kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap
kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang
sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal,
pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan
dan evaluasi, refleksi.
8.
PROBLEM BASED
INTRODUCTION (PBI)(PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH)
Langkah-langkah :
- Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
- Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
- Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
- Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
- Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Kehidupan
adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan
mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada
masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir
tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif,
terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa
dap[at berpikir optimal. Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif,
elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi,
eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri
9.
ARTIKULASI
Langkah-langkah :
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
- Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
- Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
- Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
- Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
- Kesimpulan/penutup
Artikulasi
adlah mode pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi,
bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang
baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil
diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
10. MAKE – A MATCH(MENCARI PASANGAN)
Langkah-langkah :
Langkah-langkah :
- Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
- Setiap siswa mendapat satu buah kartu
- Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
- Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
- Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
- Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
- Demikian seterusnya
- Kesimpulan/penutup
Guru
menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi
jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha
menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya
siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk
badak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi,
refleksi.
11. DEBATE
Langkah-langkah :
- Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
- Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
- Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
- Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
- Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
- Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
Debat
adalah model pembalajaranb dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian
duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh
masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah
satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara
bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya biola perlu.
12. ROLE PLAYING
Langkah-langkah :
- Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
- Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM
- Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
- Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
- Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
- Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
- Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
- Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
- Guru memberikan kesimpulan secara umum
- Evaluasi
- Penutup
Sintak
dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan scenario pembelajaran,
menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario tersebut, pembentukan
kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan
scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan
oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penimpoulan dan refleksi.
13. GROUP INVESTIGATION (SHARAN, 1992)
Langkah-langkah :
- Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
- Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
- Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
- Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan
- Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok
- Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
- Evaluasi
- Penutup
Model
koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan
orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok
menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi
pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan
keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengoalahn data
penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor
perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
14. TALKING STICK
Langkah-langkah :
- Guru menyiapkan sebuah tongkat
- Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
- Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
- Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
- Guru memberikan kesimpulan
- Evaluasi
- Penutup
Suintak
p[embelajana ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa
mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan
tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari
guru, tongkat diberikan kepad siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan
seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
15. BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
- Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
- Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
- Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
- Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
- Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
16. SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
- Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
- Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
- Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
- Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
- Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
- Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
- Evaluasi
- Penutup
Sintaknya adalah: Informasi materi secara
umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi
tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan
diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian,
penyuimpulan, refleksi dan evaluasi
17. STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
Siswa/peserta
mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
- Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.
- Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
- Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
- Penutup
Langkah-langkahnya adalah: informasi
kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa
lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
18. DEMONSTRATION
Langkah-langkah :
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
- Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
- Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
- Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
- Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.
- Guru membuat kesimpulan.
Pembelajaran
ini khusu untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen.
Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan
ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau
kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi
19. EXPLICIT INTRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG)
(ROSENSHINA &
STEVENS, 1986)
Pembelajaran
langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola
selangkah demi selangkah
Langkah-langkah :
- Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
- Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
- Membimbing pelatihan
- Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
- Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
Pengetahuan yang bersifat informasi
dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika
disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan
siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan
mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau
ekspositori (ceramah bervariasi).
20. INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE (LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR)
“Siswa saling membagi informasi pada saat yang
bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
- Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
- Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
- Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
- Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
- Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya
IOC adalah mode pembelajaran dengan sistim
lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling
membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan
ssingkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separu dari sjumlah siswa membentuk
lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar
menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan,
siswa yang berada di lingkran luar berputar keudian berbagi informasi kepada
teman (baru) di depannya, dan seterusnya
21. TEBAK KATA
MEDIA :
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya
yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.
Langkah-langkah :
- Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
- Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
1.
Seorang siswa
diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya.
Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak
boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
2.
Sementara siswa
membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara
pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila
sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
3.
Apabila
jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk.
Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan
kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
4.
Dan seterusnya
CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak
terbatas Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya tidak resmi.Bila
untung dimiliki,diambil sendiri
NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA :
PERUSAHAAN PERSEORANGAN
22. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) KOOPERATIF
TERPADU MEMBACA DAN MENULIS
Langkah-langkah :
- Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
- Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
- Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
- Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
- Guru membuat kesimpulan bersama
- Penutup
23. KOPERATIF (CL, COOPERATIVE LEARNING).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah
manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain,
mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib.
Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa
dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman,
tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah
kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling
membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut
teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota
kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender,
karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil
kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah
informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok,
presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
24. KONTEKSTUAL (CTL, CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING)
Pembelajaran
kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab
lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan
siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan
disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan
suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual
adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan
mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada
tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model
lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian
kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning
(eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi,
inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam
belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan),
inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi,
menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi
konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak
lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah
pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian
portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai
cara).
25. REALISTIK (RME, REALISTIC MATHEMATICS
EDUCATION)
Realistic Mathematics Education (RME)
dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam
mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu
matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk
digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal
(reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan
mateastika).
Prinsip RME adalah aktivitas (doing)
konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman
(menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal),
inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran
sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).
26. PROBLEM SOLVING
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai
suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru
problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan
pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang
memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi
pola atau atuiran yang disajikan, siswa mengidentifkasi,
mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
27. PROBLEM POSING
Bentuk lain dari problem posing adaslah
problem posing, yaitu pemecahan masalah dngan melalui elaborasi, yaitu
merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga
dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan,
menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.
28. PROBLEM TERBUKA (OE, OPEN ENDED)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka
artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai
cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency).
Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas,
kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan
sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara,
atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa
beragam. Selanjtynya siswa juda diinta untuk menjelaskan proses mencapai
jawaban tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan
proses daripada produk yang akan membentiuk pola piker, keterpasuan,
keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian masalah haruslah
kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table),
kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan
dengan materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit
dilepas mandiri).
Sintaknya adalah menyajikan masalah,
pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat reson siswa, bimbingan dan
pengarahan, membuat kesimpulan.
29. PROBING-PROMPTING
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran
dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan
menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan engetahuan sisap
siswa dan engalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Selanjutnya siswa memngkonstruksiu konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan
baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran
ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga
setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa
menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses
tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa
dibiasakan. Untuk mngurang kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian
pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga
suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban
siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar,
ia telah berpartisipasi
30. PEMBELAJARAN BERSIKLUS (CYCLE LEARNING)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran
efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian
eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi
berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti menghenalkan konsep
baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam
konteks yang berbeda.
31. RECIPROCAL LEARNING
Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan
bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa
belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999)
mwengemukan bhawa belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum,
bertanya, representasi, hipotesis.
Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer
(1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan,
berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.
32. SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang
menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indar yang dimiliki
siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna
gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan
melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui
mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan
penndepat, dan mennaggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah
menggunakan indra mata melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan,
membaca, menggunbakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna
bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) nbelajar
haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui
bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi,
memecahkan masalah, dan menerapkan.
33. TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan
siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bis aberbeda. SDetelah
memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual
dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa
kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam
kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut,
santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil
kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya
memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak
mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikut:
a.
Buat kelompok
siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan \mekanisme
kegiatan
b.
Siapkan meja
turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang
berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap
kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya
paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil
kesewpakatan kelompok.
c.
Selanjutnya
adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah
disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu
(misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya
diperik\sa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu
dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan
skor yang dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good,
medium.
d.
Bumping, pada
turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan
pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi,
siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja
turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
e.
Setelah selesai
hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan
penghargaan kelompok dan individual
34. VAK (VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC)
Model pebelajaran
ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal
tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah
dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya
dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.
35. AIR (AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION)
Model
pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi
yaitu pengulangan yang bermakna pendalama, perluasan, pemantapan dengan cara
siswa dilatih melalui pemberian tugas atau quis.
36. TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALY)
Terjemahan bebas
dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan
karateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab vbelajar adalah pada siswa.
Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi
dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan
imposisi-intruksi. Sintaksi BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat
kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar
kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual,
saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan
kelompok dan refleksi serta tes formatif.
37. TPS (THINK PAIRS SHARE)
Model
pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan
materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok
dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok
(share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis
dan berikan reward
38. MEA (Means-Ends Analysis)
Model
pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah
dengan sintaks: sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis
heuristic, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi
perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadli koneksivitas, pilih strategi
solusi
39. CPS (CREATIVE PROBLEM SOLVING)
Ini juga
merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik
sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Sintaksnya adalah: mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi
bahan ajar melalui tanya jawab lisan, identifikasi permasalahan dan
fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan
solusi, presentasi dan diskusi.
40. TTW (THINK TALK WRITE)
Pembelajaran ini
dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan
alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi,
diskusi, dan kemudian buat laopran hasil presentasi. Sinatknya adalah:
informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai), presentasi, diskusi,
melaporkan.
41. TS-TS (TWO STAY – TWO STRAY)
Pembelajaran
model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan
kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok
lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari
kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok,
laporan kelompok.
42. CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLETING,
EXTENDING)
Sintaknya adalah
(C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk
memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E)
mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.
43. SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)
Pembelajaran ini
adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu
dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat,
dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata
kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang
bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya,
Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (cartat-bahas bersama), dan
Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh
44. SQ4R (SURVEY, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE,
REVIEW)
SQ4R adalah
pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas
memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang
relevan.
45. MID (MEANINGFUL INSTRUCTIONNAL DESIGN)
Model ini adalah
pembnelajaran yang mengutyamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan
cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis.
Sintaknya adalah (1) lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan
fasilitasi pengalaan belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep
46. KUASAI
Pembelajaran akan
efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses,
Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan
(mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata
kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Introspeksi melalui
refleksi diri tentang gaya belajar.
47. CRI (CERTAINLY OF RESPONSE INDEX)
CRI digunakan
untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan
siswa tentang kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan
pengetahuan yang telah dimilikinya. Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI
menggunakan rubric dengan penskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk
amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn 5 untuk
certain.
48. DLPS (DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING)
DPLS adalah
variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada
pencarian kausal (penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan
jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut
dengan cara menghilangkan gap uyang menyebabkan munculnya masalah tersebut.
Sintaknya adalah:
identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis
kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah
penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah awal,
mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,
mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama,
menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.
49. DMR (DISKURSUS MULTY REPRECENTACY)
DMR adalah
pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan
berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Sintaksnya
adalah: persiapan, pendahuluan, pengemabangan, penerapan, dan penutup.
50. EXPLICIT INSTRUCTION
Pembelajaran ini
cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah
demi langkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompetensi,
mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural, membimbing
pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi,
refleksi.
51. SCRAMBLE
Sintaknya adalah:
buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak
nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu
jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk
jawaban yang cocok.
52. PAIR CHECKS
Siswa berkelompok
berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya
mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan
evaluasi, refleksi.
53. MIND MAPPING
Sangat baik
digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
- Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
- Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
- Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
- Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru
Pembelajaran ini sangat cocok untuk
mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian
permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai
alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa membuat
kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.
54. COOPERATIVE SCRIPT
Buat kelompok
berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, siswa mempelajari
wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang
lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
55. LAPS-HEURISTIK
Heuristik adalah
rangkaian pertanyaan yang bertisfat tuntunan dalam rangaka solusi masalah. LAPS
( Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah
alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya
mengerjakannya. Sintaks: pemahaman masalah, rencana, solusi, dan pengecekan.
56. IMPROVE
Improve singkatan
dari Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing
and reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya
adalah sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep, siswa latian dan bertanya, balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.
57. GENERATIF
Basi gneratif
adalah konstruksivisme dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan
ide-konsep awal, tantangan dan restruturisasi sajiankonsep, aplikasi, ranguman,
evaluasi, dan refleksi
58. CIRCUIT LEARNING
Pembelajaran ini
adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola
bertambah dan mengulang. Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif
dan focus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta
konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan reflex
59. SUPERITEM
Pembelajaran ini
dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari
simpel ke kompleks, berupa opemecahan masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan
konsep konkret dan gunakan analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan
sal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi
informasi, integrasi, dan hipotesis.
60. HIBRID
Model hibrid
adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa
mengadopsi konsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori,
koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop menggunakan
computer-internet.
61. TREFFINGER
Pembelajaran
kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urun
ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir
kreatif dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui
pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.
62. KUMON
Pembelajaran
dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga
suasana nyaman-menyenangkan. Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap
siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai, jika keliru langsung
dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru membimbing.
63. QUANTUM
Memandang
pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus
menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan
saling menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai
tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi quantum
adalah tumbuhkan minat dengan AMBak, alami-dengan dunia realitas siswa,
namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui
presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan
dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.
Rumus quantum
fisika asdalah E = mc2, dengan E = energi yang diartikan sukses, m =
massa yaitu potensi diri (akal-rasa-fisik-religi), c = communication,
optimalkan komunikasi + dengan aktivitas optimal.
64. THINK PAIR AND SHARE (FRANK LYMAN, 1985)
Langkah-langkah :
- Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
- Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
- Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
- Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
- Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
- Guru memberi kesimpulan
- Penutup
65. COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
- Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
- Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
- Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
- Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
- Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
- Penutup
Langkah-langkahnya: informasi
kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok
menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal
yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang
dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa
menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan
dan evaluasi, refleksi.
66. WORD SQUARE
MEDIA :
* Buat kotak
sesuai keperluan
* Buat soal
sesuai TPK
Langkah-langkah :
- Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
2.
Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
- Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
- Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
67. SCRAMBLE
MEDIA :
- Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
- Buat jawaban yang diacak hurufnya
Langkah-langkah :
- Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
- Membagikan lembar kerja sesuai contoh
68. TAKE AND GIVE
MEDIA :
- Kartu ukuran ± 10×15 cm sejumlah peserta tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu yang lainnya, materi sesuai dengan TPK
- Kartu contoh sejumlah siswa
Langkah-langkah :
- Siapkan kelas sebagaimana mestinya
- Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
- Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
- Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh.
- Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give).
- Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
- Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
- Kesimpulan
Model pembelajaran menerima dan
memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa –
bahan belajar – dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi,
pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling
informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain
kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara
bergantian, evaluasi dan refleksi
69. CONSEPT SENTENCE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan
kompentensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi secukupnya.
3. Guru membentuk
kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
4. Guru Menyajikan
beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan
5. Tiap kelompok
disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap
kalimat.
6. Hasil diskusi
kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru.
7. Kesimpulan.
Prosedurnya
adalah penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen,
guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tia kelompok membeuat
kalimat berdasarkankata kunci, presentasi
70. COMPLETTE SENTENCE
Media : Siapkan
blangko isian berupa paragraph yang kalimatnya belum lengkap
Langkah-langkah :
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya
- Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
- Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap (lihat contoh).
- Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
- Siswa berdiskusi secara berkelompok
- Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hapal
- Kesimpulan
Pembelajaran
dengan model melengkapi kalimat adalah dengan sintakas: sisapkan blanko isian
berupa aparagraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa
ditugaskan membaca wacana, guru membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa
paragraph yang kaliatnya belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi,
presentasi.
71. TIME TOKEN
Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial,
untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali
Langkah-langkah :
- Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
- Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
- Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap bebicara satu kupon.
- Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
- Dan seterusnya
Model ini digunakan (Arebds, 1998) untuk
melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi
pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk
melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit),
siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah
selesai kupon dikembalikan.
72. PAIR CHEKS
SPENCER KAGEN 1993
APA YANG
DILAKUKAN?
·
BEKERJA BERPASANGAN
Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa. Setiap
pasangan mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih
·
PELATIH MENGECEK
Apabila patner benar pelatih memberi kupon
·
BERTUKAR PERAN
Seluruh patner bertukar peran dan mengurangi langkah 1 – 3
·
PASANGAN MENGECEK
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban
·
PENEGASAN GURU
Guru
mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep
73. KELILING KELOMPOK
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk
memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota
lainnya
Caranya………….?
- Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
- Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
- Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan
74. TARI BAMBU
Agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan
pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur strategi ini cocok
untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar
siswa
Caranya?
- Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
- Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
- Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
- Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan
Model pembelajaran ini memberuikan kesempatan
kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan
yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang
memerlukan pertukartan pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya
adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depoan kelas atau di sela
bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa
opertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalkaman dan pengetahuan, siswa yang
berdiri di ujung salah satui jajaran pindah ke ujunug lainnya pada jajarannya,
dan kembali berbagai informasi.
75. DUA
TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY)
MEMBERI
KESEMPATAN KEPADA KELOMPOK UNTUK MEMBAGIKAN HASIL DAN INFORMASI DENGAN KELOMPOK
LAINNYA.
Caranya :
- Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang
- Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain
- Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka
- Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
- Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
Komentar
Posting Komentar