Ringkasan Metode Penelitian Kombinasi



BAB XII
MASALAH, FOKUS, JUDUL PENELITIAN, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF

A.      Masalah dalam Penelitian Kualitatif
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah “ dalam penelitian kuantitatif danmasalahdalam penelitian kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif, “ masalah” yang akan di pecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik, dan di anggap tidak berubah, tetapi dalam penelitian kualitatif “masalah’ yang di bawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah “ dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara. Tentative dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah “ yang di bawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang di bawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang di bawa peneliti setelah memesuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang telah di siapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup di sempurnakan. Yang ketiga “masalah” yang di bawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga harus “ganti” masalah. Dengan demikian judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya diganti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
Data tentang masalah biasa berasal dari dokumentasi hasil penelitian, pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pertanyaan orang-orang yang patut di percaya.
B.       Fokus Penelitian
Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa gejala dari suatu objek itu sifat tunggal dan parsial. Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menemukan variabel-variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistic ( Menyeluruh tidak dapat di pisah-pisahkan ), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian , tetapi keseluruhan situasi social yang di teliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam rangka penelitian kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif ada yang di sebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.
Spradley dalam sanapiah faisal (1988) mengemukakan empat alternative untuk menetapkan fokus yaitu :
1.         Menetapkan fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informal.
2.         Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain.
3.         Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan IPTEK.
4.         Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.
C.      Bentuk Rumusan Masalah
Berdasarkan level of explanation , suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif dan assosiatif.
1.         Rumusan Masalah Deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan di teliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
2.         Rumusan Masalah Komperatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial atau domain satu di bandingkan dengan yang lain.
3.         Rumusan Masalah Asosiatif atau Hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif di bagi menjadi tiga yaitu, hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif. Hubungan simetris adalah  hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab akibat atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Selanjutnya Hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang di amati atau di temukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.

4.         Rumusan Masalah Komparatif – Asosiatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk menemukan perbandingan hubungan atau pengaruh situasi sosial satu  dengan situasi sosial yang lain pada tempat atau waktu yang berbeda.
Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak di rumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variabel penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks, interaksi social yang terjadi, dan kemungkinan di temukan hipotesis atau teori baru.
Berikut ini di berikan contoh rumusan masalah dalam proposal penelitian kualitatif tentang suatu peristiwa.
Contoh 1 Rumusan Masalah Tentang Suatu Peristiwa
1.         Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi social atau setting tertentu?
(Rumusan Masalah Deskriptif)
2.         Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu?
(Rumusan Masalah Deskriptif)
3.         Apakah peristiwa itu di organisir dalam pola-pola organisasi social tertentu? (Rumusan Masalah Asosiatif/hubungan yang akan menemukan pola organisasi dari suatu kejadian )
4.         Apakah peristiwa itu di hubungkan dengan peristiwa lain dalam situasi social yang sama atau situasi social yang lain? (Rumusan Masalah Asosiatif)
5.         Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristiwa lain?
 (Rumusan Masalah Komperatif)
6.          Apakah peristiwa itu merupakan peristiwa yang baru, yang belum ada sebelumnya?
(Rumusan Masalah Komperatif)
7.         Apakah peristiwa itu berpengaruh lebih buruk terhadap iklim kerja organisasi bila dibandingkan peristiwa bulan yang lalu? (Rumusan Masalah Komperatif-Asosiatif)
Contoh 2 Rumusan Masalah Tentang Kemiskinan
1.         Bagaimanakah gambaran rakyat miskin di situasi social atau setting tertentu? (Rumusan Masalah Deskriptif)
2.         Apakah makna miskin bagi mereka yang berada dalam situasi social tersebut? (Rumusan Masalah Deskriptif)
3.         Bagaimana upaya masyarakat tersebut dalam mengatasi kebutuhan sehari-hari? (Rumusan Masalah Deskriptif)
4.         Bagaimanakah pola terbentuknya mereka menjadi miskin ?
(Rumusan Masalah Asosiatif-Reciprocal)
5.         Apakah pola terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga dengan yang lain berbeda?  (Masalah Komperatif)
6.         Apakah pola baru yang menyebabkan rakyat menjadi miskin?
(Rumusan Masalah Asosiatif-Reciprocal)
7.         Apakah pola terbentuknya kemiskinan di Desa A berbeda dengan Desa B?
(Rumusan Masalah Komparatif-Asosiatif-Reciprocal)
Contoh 3 Rumusan Masalah Tentang Manajemen
1.         Apakah pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti dan makna manajemen? (Masalah Deskriptif)
2.         Bagaimana iklim kerja atau suasana kerja pada kerja pada organisasi tersebut? (Masalah Deskriptif)
3.         Bagaimana pola perencanaan yang di gunakan dalam organisasi itu, baik perencanaan strategis maupun taktis/tahunan? (Masalah Deskriptif)
4.         Bagaimanakah model penempatan orang-orang untuk menduduki posisi dalam organisasi itu? (Masalah Deskriptif)
5.         Bagaimanakah model koordinasi, kepemimpinan , dan supervisi yang di jalankan dalam organisasi itu? (Masalah Asosaiatif)
6.         Bagaimanakah pola penyusunan anggaran pendapatan dan belanja organisasi itu? (Masalah Asosiatif)
7.         Bagaimanakah pola pengawasan dan pengendalian yang dilakukan dalam organisasi tersebut ? (Masalah Deskriptif)
8.         Apakah kinerja organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain yang sejenis (Masalah Komparatif)
9.         Apakaj kepemimpinan Kepala Desa di Desa A lebih mampu meningkatan partisipasi masyarakat bila dibandingkan dengan kepemimpinan di Desa B ?
(Rumusan Masalah Komparatif-Asosiatif)
D.      Judul Penelitian Kualitatif
Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya di susun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan di teliti. Judul penelitian kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang akan di teliti, teori yang di gunakan, instrument penelitian yang dikembangkan, teknik  analisis data, serta kesimpulan.
Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan variabel yang di teliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi social secara luas dan mendalam,serta menemukan hipotesis dan teoti.
Berikut ini di berikan beberapa contoh judul penelitian kualitatif.
1.         Mengembangkan Model Perencanaan yang efektif, di Era Otonomi Daerah
2.         Organisasi Pemerintah yang Efektif dan Efisien pada Era Otonomi Daerah.
3.         Membangun Iklim Kerja yang Kondusif.
4.         Pengembangan Kepemimpinan Berbasis Budaya.
5.         Pengembangan Sistem Pengawasan yang Efektif.
6.         Makna Menjadi Pegawai Negri Sipil bagi Masyarakat.
7.         Makna Pembangunan Bagi Masyarakat Miskin.
8.         Pengembangan Body Language yang menarik Bagi Konsumen Masyarakat Sulawesi Tenggara.
9.         Strategi Hidup Masyarakat yang Tanah dan Rumahnya Tergusur
10.     Manajemen Keluarga Petani dalam Menyekolahkan Anak-anaknya
11.     Model Belajar Anak yang Berprestasi
12.     Profil Guru yang Efektif Mendidik Anak
13.     Makna Upacara-upacara Tradisional Bagi Masyarakat Tertentu
14.     Pola Perkembangan Karir bagi  Orang-orang Sukses
15.     Makna Gotongroyong Bagi Masyarakat Modern
16.     Mengapa SDM masyarakat Indonesia Tidak Berkualitas?
17.     Mengapa Korupsi sulit Diberantas di Indonesia?
18.     Menelusuri Pola Supply and Demand Narkoba
19.     Makna Sakit Bagi Pasien
20.     Pola Manajemen Pedagang yang Di duga punya’Pesugihan”
21.     Pengembangan Model Pendidikan Berbasis Produksi
22.     Mengapa Para Pemimpin Indonesia Gagal Membangun Bangsa
23.     Mengadili Koruptor dengan Pendekatan Ilmiah
24.     Kesejahteraan Menurut Orang Miskin
25.     Model Pengembangan SDM Bangsa dalam Upaya Mencapai Keunggulan Komperatif



E.       Teori dalam Penelitian Kualitatif
Semua penelitian bersifat ilmiah,oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang di gunakan harus sudah jelas, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrument penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal peneliti kualitatif juga masih bersifat sementara,dan akan berkembang setelah peneliti mamasuki lapangan atau konteks social. Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis atau teori,sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori.
Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel  yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik,jumlah teori yang harus dimiliki oleh penelitian kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Penelitian kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua teori sehingga wawasannya akan manjadi lebih luas,dan dapat menjadi instrument penelitian yang baik. Teori  bagi penelitian kualitatif akan berfungsi sebangai  bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Walaupun peneliti kualitatif dituntut untuk menguasai teori yang luas dan mendalam , namun dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu melepaskan teori yang di miliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk menyusun instrumen dan sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi. Peneliti kualitatif harus bersifat “ perspektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”,bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peniliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang di alami, di rasakan,dan difikirkan oleh partisipan/sumber data.
Peneliti kualitatif di tuntut mampu mengorganisasikan semua teori yang di baca. Kajian teori yang di tuliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk menunjukan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun permasalahan tersebut masih bersifat sementara itu. Oleh karena itu landasan teori yang di kemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti kualitatif justru di tuntut untuk melakukan grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang di peroleh di lapangan atau situasi social.  
BAB XIII
POPULASI DAN SAMPEL

A.      Pengertian
Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh  peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan sampel adalah  sebagian dari populasi itu. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley  dinamakan “social situation” atau situasi sosial  yang terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku ( actor), dan aktivitas ( activity) yang berinteraksi secara sinergis. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas ( activity), orang-orang ( actor ), yang ada pada tempat ( place ) tertentu. Situasi sosial seperti ditunjukkan pada gambar 13.1

Place/Tempat


Social
Situation
 







                          
                            Actor/Orang                                                                  Activity/Aktivitas
       Gambar 13.1 Situasi Sosial

B.       Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik sampling ditunjukkan pada gambar 13.3. Pada dasarnya ada dua macam teknik persampelan yang lazim digunakan dalam penelitian, yaitu:
Teknik
Sampling
Nonprobability Sampling
Probability Sampling

1.        Sampling Sistematis

2.        Sampling Kuota

3.        Sampling Incidental

4.        Purposive Sampling

5.        Sampling Jenuh

6.        Snowball Sampling

1.        Simple Random Sampling

2.        Proportionate Stratified Random Sampling

3.        Disproportionate Stratified Random Sampling

4.        Area ( Cluster ) Sampling ( Sampling Menurut Daerah )


 






















Gambar 13.3 Bermacam-Macam Teknik Sampling

1.      Teknik Probability Sampling ( Teknik Penarikan Probabilitas Sampel )
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak (random) dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur ( anggota ) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun teknik sampling ini meliputi, sebagai berikut:
a)         Simple Random Sampling
b)         Proportionate Stratified Random Sampling
c)         Disproportionate Stratified Random, dan Area  ( cluster) sampling ( sampling menurut daerah)



2.      Teknik Nonprobability Sampling ( Teknik Non Probabilitas Sampel )
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel penelitian, teknik sampel ini meliputi,  sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh dan snowball. Dalam penelitian kualitatif, Adapun teknik sampling yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a)      Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang di teliti.
b)      Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sapel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukam karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar.

















BAB XIV
INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A.      Instrumen Penelitian
Kualitas hasil penelitian dipengaruhi oleh kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrumen yang telah di teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan koesioner.
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif  siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

B.     Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting). Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat  menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta ( participan observation), wawancara mendalam ( in dept interview) , dan dokumentasi.

1.    Pengumpulan Data dengan Observasi
a.    Macam-Macam Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa, Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Macam-macam observasi yaitu
1)        Observasi Partisipatif
Menurut Susan Stainback ( 1988) bahwa dalam observasi partisipatif, Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Observasi ini digolongkan menjadi partisipasi pasif ( passive participation ), partisipasi moderet ( Moderate participation ), partisipasi aktif ( active participation ), dan partisipasi lengkap ( complete participation ).
2)      Observasi Terus Terang atau Tersamar
Peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian.
3)      Observasi Tak Berstruktur
Observasi tidak terstuktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.  Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
b.   Manfaat Observasi
Menurut Patton dalam Nasution (1988), dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut :
1)      Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial. Jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
2)      Dengan observasi maka akan diperoleh pangalaman langsung sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengarugi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
3)      Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa’ dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

c.    Obyek Observasi
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut spradley dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), activities (aktivitas).
1)      Place, atau tempat di mana interkasi dalam situasi sosial sedang berlangsung.
2)      Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.
3)      Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung.
d.   Tahapan Observasi
Menurut Spradley ( 1988 ) tahapan observasi ada tiga yaitu :
1)      Observasi Deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Observasi tahap ini sering disebut sebagai grand tour observation, dan  peneliti menghasilkan kesimpulan pertama. Bila dilihat dari segi analisis maka peneliti melakukan analisis domain, sehingga mampu mendeskripsikan terhadap semua yang ditemui.
1)      Observasi Terfokus
Peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus, peneliti selanjutnya menghasilkan kesimpulan-kesimpulan.
2)      Observasi Terseleksi
Peneliti telah menemukan karakteristik kontras-kontras atau perbedaan dan kesamaan antarkategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain.
2.    Pengumpulan Data dengan Wawancara/Interview
Esterberg (2002) mendefinisikan bahwa Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Susan stainback (2002) mengemukakan bahwa : Jadi dengan wawancara, maka peneliti mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Selanjutnya Esterberg (2002) menyatakan bahwa Interview merupakan hatinya penelitian sosial. Bila Anda lihat jurnal dalam ilmu sosial, maka akan Anda temui semua penelitian sosial didasarkan pada interview, baik yang standar maupun yang dalam.
a.      Macam-Macam Interview/Wawancara
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu:
1)      Wawancara Terstruktur
2)      Wawancara Semiterstruktur
3)      Wawancara Tak Berstruktur
b.      Langkah-Langkah Wawancara
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1)      Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2)      Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3)      Mengawali atau membuka alur wawancara
4)      Melangsungkan alur wawancara
5)      Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6)      Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
7)      Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
c.       Jenis-Jenis Pertanyaan dalam Wawancara
Patton dan Molleong (2002) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan, yaitu:
1)      Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
2)      Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
3)      Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
4)      Pertanyaan tentang pengetahuan
5)      Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
6)      Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
d.      Alat-Alat Wawancara
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, diperlukan alat-alat sebagai berikut:
1)      Buku Catatan
2)      Tape Recorder
3)      Camera
e.       Mencatat Hasil Wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak lupa atau bahkan hilang.
3.    Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen
Dokumen merupakan  catatn peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Photograps provide strikingly descriptive data are often used to understand the subjective and is product frequently analyzed inductive.
4.    Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Selanjutnya Mathinson (1988) mengemukakan bahwa “the value of triangulation lies in providing evidence – whether convergent, inconsistent, or contracditory”. Nilai dari praktek pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten, atau kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti. Dengan triangulasi akan lebih ditingkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.










BAB XV
TEKNIK ANALISIS DATA

A.    Pengertian
Nasution menyatakan bahwa : “melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”.
Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehigga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
B.     Proses Analisis Data
Analaisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan.
1.      Analisis Data Sebelum Dilapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data skunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
2.      Analisis Data Dilapangan Model Miles and Huberman
Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu :
a.       Data Reduction Aktivitasnya adalah memilih yang penting, membuat kategori ( huruf besar, huruf kecil, angka) membuang yang tidak dipakai.
b.      Data Display Aktivitasnya adalah menyajikan ke dalam bentuk pola
c.       Conclusion Drawing/Verivication Aktivitasnya adalah membuat kesimpulan yang berupa temuan baru yang telah teruji yang selanjutnya dikontruksikan dalam tema/judul penelitian.

3.      Analisis Data Selama Dilapangan Model Spradley
a.      Analisis Domain ( Domain Analysis )
Memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial. Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan pertanyaan grand dan minitour. Peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Makin banyak domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang akan diperlukan untuk penelitian.
b.      Analisis Taksonomi ( Taxonomic Analysis )
Domain yang dipilih selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci, untuk mengetahui struktur internalnya. Dilakukan dengan observasi fokus.
c.       Analisis Komponensial ( Componential Analysis )
Mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen. Dilakukan melalui observasi dan wawancara terseleksi dengan pertanyaan yang mengontraskan.
d.      Analisis Tema Budaya ( Discovering Cultural Theme)
Mencari hubungan diantara domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan kedalam tema/judul penelitian.












BAB XVI
VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN KUALITATIF

A.      Pengertian
Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel, dan objektif. Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.  Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Kalau dalam objek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti akan melaporkan warna merah. Kalau dalam objek penelitian para pegawai bekerja dengan keras, peneliti melaporkan bahwa pegawai bekerja dengan keras. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada objek, data tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi antardesain penelitian dan hasil yang dicapai. Kalau desain penelitian dirancang untuk  meneliti etos kerja pegawai, data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos kerja pegawai. Penelitian menjadi tidak valid jika yang ditemukan adalah motivasi kerja pegawai.
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti yang sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama atau sekelompok data bila dibagi menjadi dua kelompok menunjukkan data yang tidak berbeda. Kalau peneliti satu menemukan dalam suatu objek berwarna merah, peneliti yang lain juga demikian.
Pengertian reliabilitas dalam penelitian kuantitatif sangat berbeda dengan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan paradigma dalam melihat realitas.

B.     Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas).

1)        Uji Kredibilitas
Pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.
a.      Perpajangan Pengamatan artinya peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, melakukan wawancara dengan sumber data, baik yang pernah ditemui maupun yang baru ditemui. Dengan perpanjangan pengamatan ini, hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk dan semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
b.      Meningkatkan Ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut, kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat mengecek soal-soal atau makalah yang dikerjakan, ada yang salah atau tidak.
c.       Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi terdiri atas triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
d.      Analisis Kasus Negatif. Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Peneliti berusaha mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
e.       Menggunakan Bahan Referensi. Yang dimaksud dengan bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Bahan referensi ini dapat berupa foto-foto, rekaman, dan dokumen autentik.
f.       Mengadakan Member Check, member check adalah proses pengecekan data yang berasal dari pemberi data. tujuan member check  untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut valid sehingga semakin kredibel.

2)      Pengujian Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan sejauh mana hasil penelitian dapat digunakan dalam situasi yang lain. Bagi peneliti naturalistik, nilai transfer bergantung kepada pemakai.
Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian, pembaca menjadi jelas dalam memahami hasil penelitian tersebut sehingga ia dapat memutuskan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.
3)      Pengujian Dependability
Dependability disebut juga dengan reliabilitas. Penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability ditempuh dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Audit dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing. 
4)      Pengujian Conformability
Pengujian conformability dalam penelitian kualitatif disebut juga objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif jika hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Menguji conformability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut telah memenuhi standar conformability. Dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.








BAB XVII
MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

Komponen dan Sistematika Proposal
Komponen dan sistematika proposal penelitian kualitatif, tidak berbeda dengan penelitian kuantitatif. Seperti yang telah dikemukakan yang berbeda adalah bahwa,semua komponen dalam proposal penelitian kuantitatif sudah merupakan hal yang baku, sedangkan dalam proposal penelitian kualitatif bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Setelah dilapangan mungkin masalah, fokus, teori, teknik pengumpulan data, analisis data, bahkan judul penelitian bisa berubah.
Komponen dalam proposal penelitian tersebut secara garis besarnya  dapat di susun kedalam bentuk sistematika proposal seperti gambar berikut :
GAMBAR 17.1
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF
I.                PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
B.            Fokus Penelitian
C.            Rumusan Masalah
D.           Tujuan Penelitian
E.            Manfaat Penelitian
II.             KAJIAN TEORI/STUDI KEPUSTAKAN
A.           ..........................................................
B.            ..........................................................
C.            ..........................................................
III.          PROSEDUR PENELITIAN
A.           Metode, dan Alasan Mengguanakan Metode
B.            Tempat Penelitian
C.            Instrumen Penelitian
D.           Sampel Sumber Data
E.            Teknik Pengumpulan Data
F.             Teknik Analisis Data
G.           Rencana Pengujian Keabsahan Data
IV.          ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A.           Organisasi Penelitian
B.            Jadwal Penelitian
V.             BIAYA YANG DIPERLUKAN

CONTOH JADWAL PENELITIAN KUALITATIF
No
Kegiatan
Bulan Ke :
1
2
3
4
5
6
7
8
1.       
Penyusunan Proposal
ü







2.       
Diskusi Proposal
ü







3.       
Memasuki Lapangan, Grand Tour dan Minitour Question, Analisis Domain
ü
ü






4.       
Menentukan Fokus, Minitour Question, Analisis Taksonomi

ü
ü





5.       
Tahap Selection, Structural Question, Analisis Komponensial


ü
ü
ü



6.       
Menentukan Tema, Analisis Tema




ü
ü


7.       
Uji Keabsahan Data





ü
ü

8.       
Membuat Draf Laporan Penelitian






ü
ü
9.       
Diskusi Draf Laporan






ü
ü
10.   
Penyempurnaan Laporan






ü
ü




 

















Komentar

  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rencana, Pendekatan, Lingkup dan Setting Penelitian

Pengertian Biaya & Penggolongan Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF